Beberapa waktu sebelumnya.....
______________________________"Gue mau ke toilet dulu, Lo duluan aja."
"Okey. Duluan ya kalo gitu."
Rora mengangguk kemudian melambaikan tangannya pada Hyein yang berjalan berlawanan arah dengan dirinya. Dia baru saja selesai makan siang, tapi tiba-tiba perutnya terasa sakit jadi memutuskan untuk ke kamar mandi lebih dulu.
Karena sebentar lagi waktu istirahat akan habis, toilet siang itu kosong dan tidak ada siapapun selain dirinya seorang.
Rora berkaca sebentar untuk merapikan rambut panjangnya yang sedikit berantakan, baru kemudian memasuki salah satu bilik paling pojok.
Namun belum juga ia mengunci pintunya, suara tawa beberapa gadis yang memasuki toilet itu membuat Rora menahan tangannya.
"Emangnya siapa yang berani sama gue? Anaknya si Lisa aja gue liatin doang panas dingin. Hahaha."
"Bener Kak. Ngeliat kita dia langsung pias begitu. Tolol emang anaknya."
Saat mendengar nama anggota termuda grupnya di sebut, Rora seketika tak lagi merasakan perutnya sakit. Namun dadanya berdegup lebih kencang sekarang.
Di luar sana, 2 anggota Grup yang cukup populer di sekolah itu terlihat sangat santai.
Mereka adalah Ningning dan Giselle."Kayaknya tuh anak gak ngadu sama anggotanya deh," Giselle bicara sembari merapikan rambutnya di depan kaca wastafel.
Ningning yang duduk di atas wastafel mulai mengangguk-angguk.
"Kayaknya dia takut kita tendang lagi."
Giselle tertawa kecil. "Bisa jadi."
Ningning memainkan ponselnya kemudian bicara lagi.
"Gue gak liat dia hari ini, padahal gue pengen ketemu dan ngeliat reaksi dia masih takut apa enggak sama kita."
"Bukan takut lagi sih, pasti trauma."
Ningning terkekeh. Giselle yang terlihat sudah selesai merapikan diri mengajak adiknya itu untuk pergi, namun suara gebrakan dari pintu salah satu toilet membuat mereka terdiam.
"Eh, ada orang?" Ningning seketika panik. Sepertinya memang ada yang telah mendengar pembicaraan mereka. Ia bahkan langsung turun dari wastafel dan mendekati Giselle.
"Anjir."
Giselle mendengus, ia terlalu senang hingga tak menyadari situasi. Ia kira hanya ada mereka disana sekarang.
Rora tanpa sadar mengepalkan tangannya sangat kuat, mendengar ucapan menyebalkan itu di tambah sekarang dia tau siapa dalang di balik celakanya Chiquita hari itu, dia sangat marah bukan main.
"Sialan."
Rora keluar dari sana dengan wajah yang sudah merah.
"Kak.. " Ningning menatap Kakaknya itu khawatir. Benar-benar di luar dugaan mereka jika orang itu adalah Rora.
"Jadi kalian anjing-anjing biadab itu ya? Bahkan anjing jauh lebih baik dari pada kalian kayaknya."
Giselle berdehem, mencoba bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
Rora yang semakin mendekat membuat mereka gugup."Jaga omongan Lo, ya. Apa maksudnya coba?"
"Kasar banget tiba-tiba ngatain kita." Ningning ikut bicara meski dia takut.
Rora mendecih. Masih mencoba bersabar untuk tidak segera menendang orang-orang memuakkan di hadapannya itu sekarang.
"Gak usah sok bego, meski kalian emang udah bego dari embrio ya anjing. Dari tadi gue dengerin apa yang kalian omongin!"

KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IDOL
Teen Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!) Menceritakan kehidupan sehari-hari di Sekolah para gadis berlatar belakang idola baru. Meskipun bersampul tawa nyatanya tidak seluruh isinya bahagia. Ada luka dan pengorbanan di setiap ceritanya. Kisah tent...