Pharita membuka matanya yang terasa berat. Perlahan gadis itu menguap, mencoba menyadarkan diri untuk segera terbangun.
Menyadari seseorang masih memeluknya, ia tersenyum kecil.
Tak ingin gadis dalam pelukannya terbangun, Pharita dengan hati-hati bergerak untuk meraih ponselnya di atas nakas.Jam menunjukkan pukul 7 pagi.
Klek~
Pintu kamarnya terbuka, menampakkan Ruka dengan wajah khas bangun tidurnya disana.
Rambut gadis itu bahkan berantakan seperti singa yang baru saja tersetrum."Morning.. "
"Too." Pharita membalas dengan gerakan bibir saja.
Ruka mendekat, kemudian menaruh telapak tangannya pada dahi Chiquita. Memastikan kondisi gadis itu baik-baik saja.
"Yang lain udah bangun?" Pharita bertanya sembari kembali memeluk Chiquita. Dia masih ingin bermalas-malasan sekarang.
"Udah." Ruka menjawab sembari menaiki ranjang minimalis itu. Dia juga tiduran di belakang Chiquita dan memeluk gadis itu dari belakang.
"Ahyeon sama Rora malah tidur di luar tau. Kayaknya mereka ketiduran semalem." Lanjut Ruka.
Pharita bergumam menanggapinya. Ia kemudian bertanya lagi.
"Oh iya, semalem lo tidur sama siapa?"
"Sendirian gue. Haram sama Asa."
Tok-tok~
Lagi-lagi pintu itu terbuka. Kali ini menampakkan Rora dengan handuk putih yang melilit di lehernya. Dia masih terlihat berantakan, sepertinya belum mandi.
"Chichi belum bangun?" Suara seraknya terdengar.
"Belum. Dia nyenyak banget tidurnya kayak bayi."
Rora tersenyum. "Emang bayi kan diamah."
Pharita mengangguk setuju.
Ruka tak bersuara, sepertinya gadis itu tidur kembali.
"Gue tidur di luar tau Kak. Badan gue sakit semua jadinya." Rora mengadu sembari merebahkan setengah tubuhnya di bagian ujung ranjang.
"Lagian kenapa tidur di luar. Udah di sediain kamar juga." Pharita perlahan melepas pelukannya, ia harus bangun sekarang.
Rora menatap sang Kakak. "Males pindah sih. Udah ngantuk."
Pharita menggeleng, kemudian mencubit pipi gadis itu gemas.
"Mau gue pijitin?" Pharita menawarkan. Namun Rora menggeleng.
"Nggak usah."
"Ya udah kalo gitu mandi gih."
"Mandi di sini boleh? Di kamar gue di pake kak Asa."
Pharita mengangguk. "Ya udah. Tapi gue dulu mandinya ya."
"Oke."
Setelah Pharita pergi, Rora bergerak untuk menemani Chiquita.
Dia gantian memeluk gadis berponi itu sekarang.Cuph! Cuph! Cuph!
"Bangun cill." Rora berbisik setelah memberikan ciuman pada wajah mungil itu.
Merasa tidurnya mulai terganggu, Chiquita akhirnya terbangun.Sebelah matanya terbuka, bibirnya mencebik kesal.
"Ah, ganggu Lo mah... "
Rora terkikik, memilih memeluknya semakin erat.
"Makannya bangun."
"Ini ge udah bangun.. " Chiquita bergumam dengan suara khas bangun tidur. Kali ini membalas pelukan kembarannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL IDOL
Teen Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!) Menceritakan kehidupan sehari-hari di Sekolah para gadis berlatar belakang idola baru. Meskipun bersampul tawa nyatanya tidak seluruh isinya bahagia. Ada luka dan pengorbanan di setiap ceritanya. Kisah tent...