35. Reply Game

1.2K 182 45
                                    

Brak!

Leeseo yang sedang memakaikan liptint pada bibirnya terkejut sampai benda cair berwarna merah itu mencoret hingga ke pipinya.
Ingin marah karena membuat riasannya kacau, tapi saat menyadari siapa pelakunya gadis itu terlihat terdiam kaku.

"R-ramie? Apa yang--"

"Bangsat Lo."

Plak!

Para siswi yang berada di kelas tersebut melotot, terkejut dengan apa yang mereka lihat sepagi ini. Bahkan beberapa dari mereka memilih pergi meninggalkan kelas.

"Kenapa Lo nampar gue?! Lo gila!"

Haram mendengus, lalu tersenyum sinis.

"Iya, hampir."

Leeseo bangkit dari duduknya, kemudian menghampiri Haram yang berada di depan bangkunya. Gadis bermata bening itu terlihat sangat marah dan heran kenapa temannya yang kemarin baik-baik saja, sekarang malah menyebalkan seperti ini.

"Lo kenapa sih? Kok tiba-tiba kayak gini? Gue ada salah sama Lo?"

"Banget anjing. Gue sampe speechless. Gak tau lagi mau ngomong apa."

Haram memangku tangannya di depan dada. Entah kenapa dia ingin tertawa melihat Leeseo sekarang.
Dia tak habis fikri, kenapa dia bisa berteman dengan manusia dengan jenis langka itu. Hampir, hampir saja dia ikut ke neraka jika tidak segera mengetahui bahwa Leeseo ternyata tidaklah manis semanis wajahnya.

"Kok Lo kasar?!" Leeseo sejujurnya merasa khawatir dan panik, dia yakin pasti Haram telah mengetahui sesuatu. Tapi dia berusaha untuk tidak terlihat panik.

"Kasar? Ini belum seberapa ya. Gue bahkan bisa lebih kasar dari ini."

"Aww!"

Haram mengangkat tangannya sangat cepat hingga Leeseo tidak sempat mengelak, kini rambut indahnya sudah di jambak erat oleh gadis jangkung itu.

"Lepasin anjing! Sakit!"

"Gak! Sebelum Lo botak di tangan gue sialan!"

"Anjing!"

"Lo tai anjing!"

Leeseo memukul-mukul lengan Haram dengan kuat, berharap cekalan di rambutnya segera terlepas. Namun tenaga gadis itu cukup kuat hingga pukulan lemahnya tidak akan berefek apapun.

"Bisa-bisanya Lo deketin gue cuman mau manfaatin doang. Dasar cewek sinting!"

"Apa maksud Lo!"

Haram semakin menjambak Leeseo hingga gadis itu menatapnya.

"Gue tau rencana busuk Lo, bangsat. Lo mau bikin gue nyakitin Chiquita kan? Gak bisa Tsay, rencana Lo udah terbongkar. Gue bakal bikin Lo nyesel udah manfaatin gue."

"Sialan." Leeseo menggeram marah. Dugaannya benar, Haram telah mengetahuinya. Perasaannya sekarang campur aduk, antara marah dan takut tentunya. Apalagi sekarang bekingannya tidak ada karena Giselle dan Ningning baru akan sekolah pekan depan.

"Apa? Takut Lo?" Haram tertawa kecil, meski sekarang tangannya terasa perih karena Leeseo menancapkan kuku tajamnya disana.

"Berisik Lo!"

Dugh!

"Awh!"

Tubuh Haram terjatuh, tidak menduga Leeseo akan menendang kaki kirinya sangat kuat. Sekarang tubuh tinggi itu memeluk kakinya yang sakitnya bukan main.

"Rasain Lo. Berani-beraninya nantangin gue!"

Duk!

Duk!

SCHOOL IDOL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang