JIHYO & JUNMYEON

148 17 2
                                    

Happy reading 🤍

Jangan lupa vote and comment
Kalau bisa follow juga 😁

Maafkan typo.










Jihyo mengikuti pria yang membawa Irene menuju ke UKS berkat bertanya pada salah satu siswi yang melihatnya. Jihyo bahkan harus berlari agar tidak melewatkan apa saja yang akan di lakukan oleh pria itu. Ia mengikutnya secara diam-diam.



Dan, ketika Jihyo melihat keduanya telah sampai di UKS, ia berhenti. Jihyo tidak masuk. Ia memutuskan untuk mengintip dari luar. Pria itu terlihat sangat khawatir pada Irene.



Jihyo menyipitkan matanya, memperhatikan pria itu dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Pria ini asing. Ia tidak pernah melihatnya di sekolah ini. Juga, setelah diperhatikan lebih teliti lagi, seragam yang pria itu kenakan berbeda dengan seragam yang menjadi identitas Nature. Sepertinya seragam itu tidak asing bagi Jihyo.



Celana kain berwarna cream, blazer tebal warna putih bersih ditambah dengan kemeja hitam dan dasi putih di dalam sana, Jihyo mengenali bentuk seragam itu. Cube. Benar, Jihyo tidak salah.



Beberapa kali ia melihat seragam itu di seminar yang pernah ia ikuti. Lantas untuk apa dia kemari? Apakah dia mengenal Irene? Kelihatannya begitu.




Kedatangan pria tersebut membuat Jihyo terusik. Jihyo terus memantau pria itu. la berdiri disamping ranjang tempat Irene berbaring.



Saat ini Irene sedang diperiksa sama petugas UKS. Jihyo cemas, Irene masih dalam keadaan pingsan. Dari luar saja, Jihyo dapat melihat wajah Irene yang pucat sekali.




Helaan napas pelan terdengar dari Jihyo. Intensitas tatapannya menurun menjadi hangat dan khawatir, tertuju pada seorang Bae Irene yang belum lama datang ke Nature.



Jihyo hanya berdiri di luar.
Tanpa mnelakukan apapun. Hatinya terasa membara kala melihat pria itu mengusap lembut pipi Irene.



Beberapa saat kemudian, Irene mengerjapkannya matanya pelan. Pria yang tadinya duduk kini segera berdiri. Jihyo menatap intens Irene dari pintu UKS. Ia bernapas lega karena melihat Irene telah membuka matanya.



"Irene, Irene-aaa, gwenchana? Kenapa kau bisa pingsan seperti ini? Jinjja, kau membuat aku khawatir." Ucap pria itu.




Irene yang tengah mengumpulkan kesadarannya mencoba untuk berusaha menjernihkan matanya. Begitu melihat siapa pria yang ada dihadapannya kini, Irene mendesah malas dan membuang wajahnya ke sudut ruangan.



Irene tahu, pada akhirnya Jun-Myeon pasti dapat menemukannya. Padahal ia sudah meminta Taeyeon untuk merahasiakan keberadaannya. Namun ternyata Taeyeon mengkhianati ucapannya.



"Irene-aaa, aku takut kau sakit jika berada di sekolah kuno seperti ini. Kau pingsan karena tidak makan apapun. Aku sudah duga kalau makanan di kantin sekolah ini tidak layak untukmu juga tidak bersih. Jangan terlalu memaksakan diri untuk tetap berada di sini. Kembalilah ke Cube, aku akan menjagamu. Kejadian ini tidak akan pernah terulang lagi." Pungkas Jun-Myeon.



"Pergi. Aku tidak ingin melihatmu." Irene berkata datar tanpa menatap Jun-Myeon.



"Kau harus terbiasa denganku. Kita akan segera bertunangan lalu menikah saat lulus." Sahut Jun-Myeon dengan bangganya, mengumbar senyum manis yang sama sekali tidak menarik bagi Irene.



"Aku tidak pernah bermimpi untuk menikah denganmu, kau tahu, aku sedikitpun tidak punya rasa cinta padamu." Irene selalu menolak Jun-Myeon dan akan selalu begitu.



My Cooldest Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang