PARENTS

89 12 3
                                    

Happy Reading 🤍

Jangan lupa vote and comment!!

Maafkan typo.














Di luar kamar rumah sakit, Hyoyeon dan Daniel saling berdiri berhadapan. Ayah dari gadis yang Daniel cintai menatapnya dengan kening yang mengerut. Daniel tidak berani menatap Hyoyeon. Dia begitu menghargai Hyoyeon, menatap Hyoyeon lurus tidaklah baik.







Daniel berpapasan dengan Hyoyeon di lobby rumah sakit. Daniel yang memilih pulang dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, dia malah bertemu dengan Hyoyeon.





Pria paruh baya itu melihat ke bawah dimana tangan Daniel mengenggam sebuah bunga rangkai. Hyoyeon menatap lekat wajah Daniel lagi.








"Om, tolong..... Aku ingin menemani Jihyo atau melihatnya sekali ini saja jika memang aku tidak boleh melakukannya, hanya sekali ini." Pinta Daniel hampir putus asa.






Daniel perlu mengumpulkan nyalinya untuk berdiri di hadapan Hyoyeon sekarang. Hyoyeon tampak berpikir hingga akhirnya ia menghela nafas pelan dan sedikit melonggarkan dasinya.







"Datang lagi besok. Om perlu sedikit waktu untuk berpikir. Tampaknya kau benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini." Kata Hyoyeon tenang.







"Aku sungguh tidak tahu, Om. Apa yang terjadi? Siapa yang menembaki Jihyo, Om?" Tanya Daniel sedikit mendesak.







"Daniel-aah." Hyoyeon menyebut nama anak dari sahabatnya pelan. Kedua tangannya berhenti pada puncak pundak Daniel.
"Ini masalah orang dewasa, kau jangan terlibat jika masih ingin bertemu dengan Jihyo. Cukup menjadi masalah kami, ingat itu Daniel." Hyoyeon mengingatkan secara baik-baik.







Daniel tidak bermasalah. Hyoyeon melihat Daniel anak yang tulus dan ia tahu jelas bahwa Daniel menyimpan rasa untuk putrinya. Pria yang mengenakan setelan kantor lengkap itu melenggang pergi, membiarkan Daniel yang masih mencerna.








Laki-laki itu berdiri mematung di
tempat. Daniel tidak bodoh. la menangkap makna yang dikatakan Hyoyeon tadi. Kesimpulan yang bisa Daniel pahami ialah Hyoyeon memiliki masalah dengan orang dewasa yang Daniel yakini adalah ayahnya.









Sebisa mungkin Daniel tidak perlu terlibat dengan masalah mereka jika ia masih ingin bertemu dengan Jihyo. Artinya, Hyoyeon tidaklah menutup jalannya untuk berteman dengan putrinya. Daniel merasa lega. Laki-laki itu menatap bunga buketnya seraya tersenyum tipis.









Akhirnya, Daniel memutuskan untuk menitip bunga itu di resepsionis agar dapat diantarkan ke ruangan Jihyo. Daniel ingin bunga mawar pilihannya sampai pada tangan Jihyo karena ini adalah bunga terbaik yang ia pilihkan untuknya.







Daniel memilih pergi ke agensi tempat ayahnya berada. Dia rasa, perlu membicarakan ini pada ayahnya tentang apa yang sebenarnya terjadi.







Mengapa insiden penembakan Jihyo berkaitan dengan keluarganya. Terlebih, Hyoyeon dan ayahnya adalah teman baik yang sudah sangat lama.








Melewati pintu kaca otomatis dari rumah sakit, Daniel melihat sosok wanita yang turun dari mobil dengan mata yang basah dan memerah.









Wanita itu menangis dari kejauhan. Begitu jarak semakin dekat membuat Daniel tak lagi melanjutkan langkahnya karena melihat wanita itu.









My Cooldest Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang