MALAM PERTEMUAN 2

124 19 16
                                    

Happy Reading 🤍

Jangan lupa vote and comment!!

Maafkan typo.

Maaf juga kalau telat hehehe




-



KELANJUTAN MALAM PERTEMUAN





"Sekarang kita ke mana, Jihyo?" Irene menyetir dengan keadaan tak karuan. Tangisannya masih mengalir sejak tadi. Jihyo yang duduk disamping Irene sangat mengkhawatirkan keadaanya.




"Belok kanan, ke rumahku saja dulu. Ini sudah malam." Ucap Jihyo.




"Kau sedang menyetir, tenanglah. Jangan buru-buru. Bahaya!" Tegurnya.




"Bagaimana aku bisa tenang! Keadaanmu buat aku tidak bisa tenang! Rasanya aku ingin segera mengobatimu!" Sentak Irene.




"Tutup mulutmu dan duduk dengan baik. Kau cukup arahkan saja jalan yang benar!" Sambungnya.





"Yaa! Kau berani mengatur senior mu?!" Jihyo melotot pada Irene.




"Kau hanya senior. Lagipula kalau kau jadi kekasihku, aku juga tetap akan mengaturmu." Jawab Irene.



"Setelah ini belok kemana?"




"Lurus lagi. Masuk ke perumahan lalu berhenti di rumah ke tiga."




Jihyo mengeluarkan sapu tangannya dari saku. Pelan-pelan ia bergerak untuk melap wajah Irene yang basah dan sembab dengan lembut. Tubuh Jihyo yang mencondong dekat pada Irene juga wajahnya yang hanya berjarak sepuluh centi membuat Irene harus menahan nafasanya.




Seketika jantungnya seperti berhenti berdetak sesaat Jihyo mengusap pipinya dengan sapu tangan. Irene membeku. la berusaha fokus pada jalan yang padahal sebenarnya ia ingin sekali menatap wajah Jihyo dari jarak sedekat ini.





Agak aneh bagi Irene melihat Jihyo melakukan ini untuknya. Biasanya wanita berambut coklat itu selalu bersikap dingin padanya.




"Kau terlihat seperti gembel." Ejek Jihyo.




"Tidak ada gembel yang secantik aku." Ujar Irene percaya diri. Percayalah, Irene sedang berusaha menahan jantungnya yang melompat-lompat di dalam sana.




Jihyo tak menggubrisnya. Sudah bukan hal biasa lagi mendengar Irene memuji dirinya sendiri. Tapi, ucapan Irene ada benarnya juga. Dia cantik, Jihyo akui itu.




Bahkan saat pertama kalinya ia melihat sosok Irene lagi setelah bertahun-tahun lamanya, jantung Jihyo masih berdegup dengan ketukan yang berbeda setiap melihatnya. Tak butuh waktu lama untuknya mengenali wajah Irene. Pertemuan pertamanya dengan Irene bukan di sekolah Nature.




Dan, Jihyo tidak akan pernah melupakan moment saat ia menemukan kembali belahan jiwanya. Meski usianya masih terlalu dini untuk tahu arti cinta, Jihyo tidak pernah meragukan perasaannya. Bagaimana hatinya selalu bahagia saat bertemu dengan anak kecil cengeng itu dan menjadi pelindungnya.





Irene yang bersamanya saat ini dan Irene kecil sangat bertolak belakang sekali. Tapi bagaimanapun juga, mereka adalah orang yang sama dengan ingatan yang berbeda. Jihyo sama sekali tidak ada di dalam ingatan Irene yang dulu.




"Di rumahmu ada siapa saja?" Tanya Irene kala mobil sedan putih itu melewati gerbang yang dibuka oleh penjaga.




"Hanya ada Appa ku."




My Cooldest Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang