GENGSI

104 17 2
                                    

Happy Reading 🤍

Jangan lupa vote and comment!

Maafkan typo.








Sebuah tas branded terhempas ke lantai begitu saja. Beberapa detik setelah itu, terlihat dua tangan mencengkram sisi atas dinding yang tak terlalu tinggi. Apabila disandingkan dengan tubuh Irene yang mungil, ia tetap kesulitan untuk menaklukkan tembok ini.





Muncul lah wajah Irene yang berkeringat dan tampak lelah. Gadis itu tak menyerah, ia hanya fokus pada misinya. Yaitu menghindari hukuman karena ia terlambat datang ke sekolah hari ini.





Irene menaikkan kakinya dengan sisa tenaga yang ia punya. Bahkan ia tidak sadar kalau seseorang tengah berlipat tangan di dada menatapi aksinya.





Irene berhasil mendaratkan dirinya ke dalam sekolah lewat tembok belakang. Begitu ia membersihkan rok belakangnya dan berjongkok untuk mengambil tasnya. Irene menelan salivanya ketika melihat sepasang sepatu mendekatinya.





"Kau terlambat." Suara itu terdengar dingin. Irene menunjukkan cengirannya, hingga kedua pipinya mengembang dan barisan gigi putih rapihnya terlihat.





"Aku tidak terlambat." Ujarnya sembari menggeleng.




"Lantas?"




"Sedikit kesiangan."kekeh Jennie.




la sangat ingin bertemu dengan sosok yang ingin ia temui tetapi berita mengatakan bahwa ia sedang menjalani skorsing.





Jihyo meraih lengan Irene dengan tegas. Kemudian menyeretnya meninggalkan belakang sekolah tanpa mengatakan apapun.





Irene tidak takut, apalagi menyesali kesalahannya. Justru, ia sangat senang karena bisa ketemu dengan sang ketua osis ini.





Raut wajah bahagia menghiasi wajah Irene saat ia di bawa ke tengah lapangan oleh Jihyo yang jelas menjadi pusat perhatian para siswa yang memiliki jam pelajaran di luar kelas. Seperti kelas Seulgi dan Jennie.




"Bae Irene gila, apalagi yang dia lakukan?" Jennie bicara pada dirinya sendiri begitu melihat Irene yang masih mengenakan tas berjalan ke lapangan bersama Jihyo.




"Lepaskan tas dan kau lari keliling lapangan ini." Jihyo memberikan perintahnya.




Ketika Irene ingin menyela, Jihyo lebih dulu berbicara lagi.





"10 kali putaran, tanpa penawaran. Lakukan sekarang atau akan ku tambahkan?"





"Hanya 10 kali? Terlalu mudah untuk seorang Irene. Baiklah, aku akan melakukannya."





Takut dengan ancamannya, Irene segera menuruti perintah Jihyo. Sebenarnya sepuluh putaran sangat menyiksa Irene yang mempunyai asma.





Tapi karena ini adalah perintah Jihyo, ia harus menyanggupinya. Irene mengikat rambutnya hingga tak tersisa lalu merapikannya sejenak. Setelah dirasa sempurna, Irene mulai berlari.





Gadis itu sama sekali tidak menyadari saat ia sedang ikat rambut, Seulgi tengah memperhatikannya dari jauh sambil tersenyum tipis.





Dari tempatnya, dengan mata yang memicing tajam, Jihyo melihat itu. Gadis berambut coklat itu langsung tahu bahwa Seulgi suka pada Irene.





My Cooldest Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang