COMING SOON

89 16 4
                                    

Happy Reading 🤍

Jangan lupa vote and comment!!

Maafkan typo.
















Satu minggu kemudian...





Entah bagaimana bisa seorang Bae Irene dapat memberikan pengaruh besar untuk seorang Park Jihyo. Sejak malam itu, Irene tidak pernah terlihat lagi. Mulai saat itu juga, Jihyo tak pernah bersuara lagi. Ia terlihat lebih banyak melamun.







Apalagi, ketua osis itu kini menjadi sangat sensitif berkali-kali lipat. Jihyo menjadi mudah sekali marah-marah sekalipun itu hanyalah hal kecil atau kesalahan yang tidak seserius itu. Hal itu membuat para anggotanya sangat berhati-hati dan resah.








"Sunbae, gwaenchana?" Namjoon bertanya hati-hati. Semuanya cemas dengan Jihyo yang tak seperti biasanya.








"Waee? Memangnya ada apa denganku?" Gadis itu malah kembali
bertanya sinis, membuat Namjoon menggigit bibirnya gugup.







"Aa-ani, lupakan." Namjoon berucap cepat dan kembali membaca buku yang ada di tangannya.







Ketukan pintu ruangannya membuat Jihyo dan anggota intinya menoleh. Terlihat Yoongi dan Seulgi datang bersama seorang siswi berambut panjang dan berantakan di tengah-tengah mereka.







Seulgi menyeret siswi itu menghadap Jihyo yang telah berdiri dari duduknya menatap tajam padanya. Jihyo tentu tidak asing setelah membaca name tag siswi itu.
Kim Yerim.





"Pelaku bullying selanjutnya berhasil
ditemukan." Seulgi melapor pada ketuanya. Dia memegang kedua bahu siswi yang biasa dikenal Yeri si tukang tindas.






"Ikuti saya. Kau harus menghubungi orang tuamu di hadapanku setelah itu—."





"Bajingan..."







Kata itu membuat Namjoon dan Chaeryeong berdiri memandangnya sinis. Siswi itu bersuara. Yeri menatap Jihyo terang-terangan tanpa rasa takut sedikitpun. Dengan sekali hentakan, Yeri melepaskan dirinya dari kuasa Seulgi lalu kembali menatap ketua osis yang sangat memuakkan baginya.







Mendengar itu, Jihyo masih tak bergeming. Dia masih berusaha menahan diri. Terlihat dibawah sana tangannya mengepal.







"Heh, bajingan! Kau tidak bisa seenaknya menghukumku! Aku
disuruh oleh Lalisa, kenapa dia tidak ikut dihukum juga?! Karena dia anggota osis?! Tidak adil! Kau tidak becus menjadi seorang pemimpin, bodoh!"







Seulgi segera menjatuhkan Yeri dengan menendang pelan lutut bagian belakang Yeri agar ia kehilangan keseimbangan dan Seulgi menggunakan kesempatan itu untuk mendorongnya. Seulgi juga menindih perut Yeri dengan lututnya setelah gadis itu terbaring sempurna.






"Jaga sopan santunmu. Lebih baik diam karena kau tidak tahu apa-apa." Seulgi menatap Yeri yang terbaring di bawah sana.





Jihyo mendekati Yeri. Seulgi sedikit menyingkir saat Jihyo datang. Wanita berambut coklat itu berjongkok dengan tatapan dinginnya menusuk Yeri yang napasnya tersengah-sengah karena menahan beban Seulgi.






Setelah Seulgi bergeser barulah ia dapat bernapas lega sambil memegangi perutnya yang sakit.





"Kau ingin kabur? Tak ingin di
hukum?" Jihyo menyentuh rahang Yeri.






My Cooldest Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang