Happy Reading 🤍
Jangan lupa vote and comment!!
Maafkan typo.
—
Tiffany berdiri gelisah di teras rumahnya yang sederhana. Kedua alisnya saling bertaut khawatir. Hujan turun semakin deras. Tiffany mencemaskan putrinya yang pergi sekitar 30 menit yang lalu. Alih-alih takut terjadi sesuatu pada Irene di luar sana, dari kejauhan ia melihat dua remaja yang berada di bawah payung yang sama. Tiffany mengusap lengannya yang terasa dingin kala angin berhembus membawa sedikit demi sedikit rintik hujan.
Wanita itu menggeleng pelan, sedikit
tersenyum melihat putrinya dan
seorang pria yang tadi menyebut
namanya adalah Oh Sehun. Dari jauh, Tiffany bisa merasakan suasana canggung diantara keduanya. Irene melipat kedua tangannya. Wajahnya datar menatap ke arah depan. Sehun memegang gagang payung dan sesekali melirik ke arah Irene. Mereka tidak berbicara sama sekali. Ya, sama sekali setelah keduanya berada di bawah payung.Irene mengadahkan pandangannya pada Sehun ketika langkah mereka sudah dekat dengan Tiffany. Pria itu tersenyum ramah pada ibunya. Sehun mempersilahkan Irene masuk ke rumah, berusaha agar air hujan itu tak mengenai rambutnya. Selepas Irene berada di teras, Sehun ikut menarik tubuhnya masuk, menutup payungnya.
Jemari Sehun mengacak rambut depannya yang terasa basah karena air hujan. Irene melihat itu. Gadis itu segera berpaling Irene mengakui, dari samping saja Sehun terlihat menawan.
"Maaf, Irene harus pulang hujan-hujanan karena saya." Sehun berbicara pada Tiffany.
"Tak masalah, Oh Sehun. Lagipula Irene tidak kehujanan. Terima kasih ya, sudah mengantar Irene pulang." Sambut Tiffany tersenyum.
"Sudah seharusnya. Kalau begitu saya permisi pulang ya, Tannte." Sehun membungkuk sopan. Lalu, pria itu menoleh pada Irene, tersenyum tipis pada gadis yang menatapnya dengan datar, "aku pulang. Sampai jumpa lagi." Pamit Sehun.
Irene hanya mengangguk malas. Dia tak berniat untuk berjumpa lagi, dia juga terlalu malas untuk mengeluarkan suaranya untuk berdebat dengan Sehun. Sehun menyodorkan payung itu secara tiba-tiba yang membuat Irene terkejut dan reflek memegang payung itu.
Pria itu langsung berlari menerobos hujan tanpa payungnya. Sehun membiarkan dirinya diguyur oleh hujan hingga basah kuyup.
"Eh!!!" Seru Tiffany dan Irene bersamaan.
Namun, Sehun tak lagi mendengarnya dan terus berlari menjauh dari
perkarangan rumah Irene. Tiffany menggeleng pelan melihat kelakuan
Sehun, diam-diam Tiffany tersenyum.Sepertinya dia menyukai Sehun. Maksudnya, perilaku pria ini sangat sopan. Tiffany sangat setuju Irene berada di dekatnya meski baru kenal.
"Sehun tampan kan, Rene?" Tiffany bertanya, menatap Irene.
Irene mengangguk.
"Lalu?"Ya, Sehun memang tampan. Siapapun yang melihatnya pasti akan membenarkan itu.
"Kau tak suka? Sehun juga terlihat baik dan sopan, Eomma senang dengannya dan setuju jika kau ingin
bersamanya." Tiffany menggoda putri satu-satunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cooldest Senior
FanfictionBerawal dari Bae Irene yang harus menyembunyikan diri dari Suho yang berstatus sebagai tunangannya, Bae Irene, siswi sekolah Cube yang pindah ke sekolah Nature karena tak ingin dijodohkan oleh keluarganya. Pertemuannya dengan Park Jihyo di sekolah...