SHE KNOW

100 13 3
                                    

Happy Reading 🤍

Jangan lupa vote and comment!!

Maafkan typo.






Di bawah pepohonan yang rindang, jalan yang sangat sepi di siang hari ini. Daun-daun kering berasal dari pohon berjatuhan memenuhi aspal yang jarang dikunjungi kendaraan.


Lintas itu biasanya digunakan untuk menuju ke sebuah desa yang letaknya sangat jauh dari perkotaan sehingga hampir tidak ada kendaraan yang berlalu-lalang.


Sebuah mnobil sedan hitam terparkir di pinggir jalan. Kaca mobil itu sangat gelap dan hitam. Dari luar, kaca itu tidak dapat ditembus oleh mata seolah sengaja di design untuk menjaga privasi.



Seorang pria mengenakan topi hitam dan kacamata hitam itu duduk di balik setirnya. Mata tajamnya itu terus memantau spion kiri dan kanannya atau bagian atas yang memantulkan keadaan belakang mobilnya. Sangat waspada.



Dia duduk dengan gelisah tampak dari cengkraman stirnya yang kuat. Sesekali ia mengecap bibirnya yang
terasa kering. Sudah hampir satu jam ia menunggu di dalam mobil. Helaan nafas mulai terdengar. Dia terlihat kesal karena merasa membuang waktunya di tempat sepi ini. Namun, meskipun merasa kesal dia sama sekali tidak bisa bertindak.




Pria itu sangat patuh. Atau mungkin, ia terlalu takut. Beberapa saat kemudian, kaca jendelanya diketuk oleh seseorang yang membuat pria itu terlonjak kaget setengah mati. Orang itu mengenakan pakaian serba hitam, lengkap dengan masker dan tudung jaket yang menutupi kepalanya.

Nafas pria itu tertahan. Dia tidak tahu siapa orang yang mendatanginya saat ini. Namun, ia dapat bernafas lega ketika orang itu menurunkan kacamatanya sedikit. Pria itu pun langsung mengenalinya. Lalu, membuka lock mobil agar orang itu dapat memasuki mobilnya.


Dia melepas tudung jaketnya juga kacamata hitamnya. Sama seperti yang pria itu.


"Apa yang kau inginkan dariku?" Tanya pria itu. Raut wajahnya terlihat gelisah memanng pria yang seumran dengannya.


"Biarkan aku mengambil nafas sebentar dulu, Minseok. Santailah, tidak perlu gelisa." Jawab lawan bicaranya.



"Taeyeon, kau tahu aku sangat sibuk. Belakangan ini agensiku sedang mengalami banyak masalah. Jadi tolong, aku tidak memilik banyak waktu dan ku mohon, jangan melibatkan masalahmu denganku." Pria bernama Minseok itu menatap Taeyeon memohon.



Minseok tentu tahu masalah yang menimpa teman lamanya itu. Berita itu sudah menyebar luas di Korea. Minseok tidak menyangka hari ini ia
sedang duduk bersama buronan polisi di dalam mobil miliknya.

Minseok tahu, Taeyon sedang mencari bantuannya. Dia kehilangan semua yang pernah ia miliki. Sekarang, Taeyon bukan siapa-siapa lagi. Dia hanyalah orang yang sebentar lagi akan ditemukan polisi dan tinggal di dalam penjara.



"Kau sungguh mengatakan itu
padaku?" Taeyeon bersuara dingin
tanpa menatap Minseok.



Minseok menjadi gugup. Dia tidak tahu harus melakukan apa saat ini. Permasalahan di agensinya sedang rumit membuat kepala Minseok ingin meledak. Skandal narkoba artisnya, aktor terkenal yang bunuh diri, sebuah girl group yang terancam bubar, pendapatan yang menurun drastis bahkan hampir bangkrut. Minseok tidak mau menambahnya dengan masalah Taeyon.

"Geumanhe, Taeyon. Sebenarnya apa yang kau inginkan?" Minseok pasrah.


"Hancurkan keluarga Park Hyoyeon. Karirnya, reputasinya, semuanya. Termasuk putri satu-satunya." Kali ini Taeyeon menatap Minseok serius.


My Cooldest Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang