MALAM PERTEMUAN 1

118 16 5
                                    

Happy Reading 🤍

Jangan lupa vote and comment!!

Maafkan typo.


FLASHBACK - MALAM PERTEMUAN

Dua jam menjelang makan malam, Irene melipat matras yang ia gunakan untuk melakukan workout. Gadis itu selalu menjadi berat dan bentuk tubuhnya. Maka, tak heran bila Irene memiliki perut yang rata ditambah dengan otot yang membuat ia terlihat sangat-sangat seksi.

Tapi sayangnya, tak semua orang dapat melihat asetnya yang berharga itu. Irene meraih handuk untuk mengusap keringat yang bercucuran di bagian wajah dan lehernya. la meraih botol minuman dan menenggaknya hingga habis. Bersama dengan kepalanya yang mendongak, butiran-butiran keringat jatuh di kulitnya yang licin.

Pemandangan sore dari balkon Irene menampakkan langit yang berwarna jingga. Burung-burung membentuk kelompok untuk kembali ke rumahnya. Angin berhembus pelan dan sejuk. Irene tak menyiakan kesempatan itu untuk menghirup nafasnya dalam-dalam.

Setelah di rasa puas, Irene masuk. Menggeser ke samping pintu balkonnya juga tidak lupa menarik tirai agar menutupi akses dari luar. Tubuhnya sudah merasa lengket. ia tidak sabar untuk mandi. Namun langkahnya ke kamar mandi terhenti, kala pintunya diketuk dari luar.


"Siapa?" Tanya Irene memastikan. Karena kali ini, ia sedang menggunakan sport bra dan celana legging panjang.

"Appa, sayang." Taeyeon menjawab dengan lembut.

"Tunggu sebentar." Kata Irene.

Gadis itu membuka lemari pakaiannya dan mengambil asal kaos di dalamnya. Segera ia memakainya lalu membukakan pintu untuk ayahnya.

Irene bisa menebak, kedatangan ayahnya hanya untuk memastikannya atau hal-hal yang berkaitan dengan pertunangan yang ia nantikan itu.

Pintu terbuka, menampakkan senyum Taeyon yang tertuju pada Irene. Pria itu tampaknya baru saja pulang dari kantor. Tangannya membawa sebuah paperbag berwarna hitam elegan.

"Kau baru saja selesai olahraga?" Tanya Taeyeon yang entah kenapa membuat Irene merasa malas.

"Appa tak bisa melihat keringatku?" Sarkas Irene.

Taeyeon tertawa garing. Irene terlihat lucu meski ia tahu kalau putrinya itu masih menyimpan kekesalan padanya.

"Appa tahu. Kau masih kesal dengan Appa. Appa cuman ingin bilang terima kasih sudah mau hadir di pertemuan malam ini. Appa pikir kau akan kabur tapi ternyata, putriku menginginkan pertunangan ini. Appa sangat bahagia." Ujar Taeyeon yang senyumnya semakin lebar.

"Anii, aku masih tidak tertarik dengan pertunangan itu." Ucap Irene dingin.

"Tertarik atau tidak, ingin atau tidak, siap atau tidak dan bagaimana pun caranya kau harus bertunangan dengan Junmyeon. Ini sudah menjadi kesepakatan yang tak ter-elakkan, Irene. Appa sudah belikan gaun yang cantik untukmu. Pakailah untuk makan malam nanti."

Taeyeon menyodorkan paper bag itu pada Irene. Ini bukanlah hal baru untuknya.

"Hanya ini kan? Kalau gitu, aku mau siap-siap."

Irene meraihnya dengan tidak ketertarikan sama sekali. Padahal dilihat dari luarnya, tentu saja pakaian itu sangat mahal. Merknya sangat ternama.

Sejak dulu, jika ada pertemuan penting, ayahnya itu selalu membawakan pakaian mewah untuk Irene. Taeyeon ingin putrinya selalu tampil cantik dan mempesona.

My Cooldest Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang