KIM TAEHYUNG

81 16 1
                                    

Happy Reading 🤍

Jangan lupa vote and comment!!

Maafkan typo.











Di tengah teriknya panas matahari, gadis berambut coklat itu mematung disana seorang diri. Dia terlihat menunduk. Tubuhnya tampak lesu, tapi siapa tau? Ternyata di bawah sana tangannya sedang mengenggam ponselnya dengan sangat erat hingga kepalan itu bergetar dan terlihat garis halus urat tipisnya.






Jihyo sungguh kehilangan cara. Otakknya tak mampu untuk berfikir sedikitpun. Itu membuat ia merasa marah serta kesal pada dirinya sendiri.






Suara tangis Irene yang terdengar lemah sangat mengusik dirinya. Bel berbunyi nyaring di seluruh penjuru sekolah. Suara itu tidak membuat Jihyo bergerak dari tempatnya. Bahkan ia sama sekali tidak ingin kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Karena untuk apa? Seluruh pikirannya kini hanya tertuju pada seorang gadis yang sudah lama ada di dalam hatinya.






Rasa cemas, khawatir dan takut
sepenuhnya menjadi pemilik Irene seorang. Jihyo benar-benar ketakutan sekarang.







Jihyo mencoba menghubungi Irene, tapi gadis itu tidak menjawab panggilannya lagi. Justru, gadis itu menolak panggilannya seberapa
keras usahanya Jihyo untuk memanggilnya.






Gadis berambut coklat dengan blazer yang menunjukkan identitasnya sebagai ketua osis itu, membiarkan tubuhnya lunglai di atas bangku taman. Jihyo mengusap wajahnya kasar, berharap otaknya itu bisa bekerja sama dengannya saat ini.




Dirinya hampir berteriak frustasi. Sungguh, tidak bisa memikirkan apapun cara untuk bertemu dengan Irene.






Jihyo tidak boleh gegabah, orang yang menjadi lawannya itu bukan orang sembarangan. Jihyo  merasakan ponselnya bergetar singkat.






Dia melihatnya. Irene mengirimkan pesan untuknya. Tanpa menunggu waktu terlewat satu detik pun, ia segera membuka pesan itu dan mencermati setiap baris kalimat yang Irene kirim.








"Malam ini, keluargaku tidak ada di rumah. Mereka pergi mengurus gedung dan lain-lainnya untuk pernikahanku besok. Aku disembunyikan di ruang bawah tanah. Ji, tolong aku, jebal...... Lewatlah jalan belakang dekat kolam renang, disana tidak ada penjaga. Tembok belakang memang tinggi, tapi kau bisa melewati sebuah pintu rahasia yang tertutup oleh dedaunan. Terus jalan dari arah pintu, lurus hingga kau melihat tangga, itu adalah tempat dimana aku berada. Hati-hati, Ji. Jika keadaannya membahayakanmu, hentikan. Jangan dilanjutkan. Aku ingin kau menemuiku dengan keadaan yang baik, Jihyo."






"Pernikahannya besok?!" Batin Jihyo terkejut.







"Hyo?"







Sebuah suara dan tepukan pada bahunya membuat Jihyo sangat terlonjak hingga ponselnya terhempas dari tangannya. Dia berbalik, menatap pelaku yang sukses membuat ia hampir jantungan. Sang pelaku pun sama, dia bahkan terheran-heran melihat keterkejutan Jihyo.







"Daniel kau apa-apaan?!" Bentak Jihyo kesal.







Jihyo menatap ponselnya yang tergeletak di lantai. Sebelum ia sempat mengambilnya, Daniel lebih dulu menjangkau benda pipih itu.







"Kau terkejut karena ini?" Tanya Daniel.







"Bukan urusanmu, kembalikan!" Jihyo mencoba merebut ponselnya, tapi Daniel enggan mengembalikan.







My Cooldest Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang