25. Dibikin spot jantung

956 131 22
                                    

***

Jeno terduduk di ruang tamu, matanya melirik sekeliling sembari sesekali mengulas senyum melihat deretan foto Karina bersama orang tuanya.

Ya, laki-laki itu kini berada di kediaman sang gadis karena sebelumnya dia dengan senang hati menawarkan tumpangan pada gadis itu.

Hujan yang tiba-tiba saja turun membuat Karina mau tidak mau menawarkan Jeno untuk masuk ke dalam rumah. Laki-laki itu sudah sangat baik padanya, hari itu mau pun hari ini. Sebagai seorang gadis yang mengerti benar bagaimana beretika, Karina tentu akan melakukan hal yang sama pada Jeno.

"Eh, Nak. Kok diem aja, diminum dulu itu teh angetnya. Di luar masih gerimis, enggak bisa pulang juga kamu."

Jeno tersentak menatap Bella yang berjalan mendekatinya di sofa. Dengan cepat Jeno bangkit dan mengulurkan tangan pada sang empunya rumah, menyalim sosok yang Jeno yakini sebagai ibunya Karina.

"Assalamualaikum, Tan."

"Wa'alaikum ssalam."

Bella tersenyum dan mengambil tempat di hadapan laki-laki itu, Jeno pun dengan perlahan kembali duduk di tempatnya. Dia tersenyum canggung di hadapan wanita itu karena Karina yang tidak ada di sana.

Ya, gadis itu pamit sebelumnya untuk berganti pakaian karena seragam yang sedikit basah tadinya.

"Jadi kamu anaknya Yoana, artis papan atas itu ya?"

"I-iya, Tan. Tapi itu dulu, sekarang Mama udah enggak di dunia keartisan lagi."

"Tetep aja atuh. Yang namanya artis Jen, Karina aja ampe sekarang masih sering nontonin film Mama kamu."

Jeno tersenyum mendengarnya, dia mungkin sudah bisa mengira karena gadis itu memang terlihat sangat menyukai mamanya.

Perlahan derap langkah mendekati ruang tamu, Karina muncul dengan kaos putih serta celana rumahan yang membuat Jeno sedikit terkejut. Apalagi ditambah dengan rambut yang dia sanggul asal, membuat Jeno makin melihat kepolosan gadis itu.

Sejenak dia terdiam menatapnya, sampai akhirnya dia kembali tersadar kala Karina mengambil tempat di sebelah sang mama.

"Oh ya, karena Karina udah di sini gimana kalo sekarang kita makan siang bareng. Kalian pasti laper kan?"

"Eh? Enggak usah Tan, Aku pulang aja."

"Ehh, jangan. Masih hujan di luar, lagi pula ini udah waktunya makan siang. Yok, ke belakang." Bella melirik Karina yang masih diam ditempatnya, dengan segera dia menyenggol lengan sang putri membuatnya mendongka cepat. "Sayang, ayo ajak Jeno ke belakang."

"I-iya, Ma."

Karina beranjak dari duduknya sembari melirik laki-laki yang gelisah di tempatnya itu. "Ayo, Jen."

"Tapi Rin, gue enggak enak."

"Tapi Mama yang nyuruh."

Jeno kembali menatap sosok Bella yang kini sudah di ambang pintu sembari melirik keduanya.

"Ayo, Jen."

Utopia ( Aespa x Nct Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang