14. Ke-Randoman anak 11A

1.3K 180 16
                                    

***

Winter melirik sang papa yang baru saja menghentikan mobil. Dengan segera gadis manis itu membuka sabuk pengaman dan memakai ranselnya.

"Pa, aku sekolah dulu ya. Papa hati-hati nyetirnya, semangat juga buat sidang hari ini."

Gadis itu berucap panjang lebar membuat sang papa tersenyum dan mengulurkan tangannya, "iya Neng, kamu yang semangat belajarnya ya. Jangan bandel sama guru."

Winter yang menyalim tangan papanya pun tersenyum mendengar kalimat itu, "iya Papa. Ya udah, hati-hati ya Pa."

"Iya, Sayang."

"Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Winter keluar tanpa ragu dari dalam mobil, menutup pintu kembali dan berjalan menuju gerbang sekolah. Gadis itu berbalik sembari melambaikan tangannya yang langsung dibalas oleh sang papa.

"Dah Papa," jeritnya dari luar.

Sementara laki-laki itu membalas dengan decitan klakson pertanda dia akan segera pergi. Winter tersenyum dan mobil sang papa pun melaju meninggalkan sekolah.

Winter masih terus mengamati kepergian sang ayah, sampai akhirnya sebuah mobil kembali berhenti di depannya. Gadis dengan rambut sebahu itu melirik singkat namun dengan segera mengalihkan pandangannya.

Dia harus segera masuk untuk bertemu sahabatnya yang lain.

"Eh, tunggu!"

Suara berat itu menghentikan langkah Winter, dia mengenali suara itu karena sudah cukup sering mendengarnya. Dengan cepat gadis itu melirik dan ternyata benar, Nara lah yang kini mengekorinya.

Remaja tampan dengan pembawaan dingin itu menatap diam sang gadis.

"Elo sampai dengan selamat kan hari itu?" tanya Nara tanpa diduga, membuat Winter bingung menjawabnya.

Lah, bukannya dia liat sendiri gue masuk ke dalem rumah ya? Enggak mungkin amnesia kan?

Nara mengerjap beberapa kali karena tahu jika kalimat yang baru saja dia katakan tidak berguna sama sekali. Namun dia tidak ingin menunjukkan rasa malunya itu.

"Em, iya. Makasih ya sekali lagi karena udah anterin gue hari itu."

"Iya, sama-sama."

Keduanya kembali diam, kecanggungan terasa ditengah dua orang yang kini sedang berjalan memasuki kawasan sekolah.

Di saat semua murid berlarian guna menuju kelas, keduanya malah berjalan santai dan bungkam seperti tidak saling melihat.

Menyadari jika suasana makin tidak enak, Winter pun akhirnya memberanikan diri untuk membuka suara. "Oh iya, soal tugas kemarin, gue udah selesaiin bagian gue. Elo juga kan?" tanyanya sembari menatap sekilas wajah itu.

"I-iya, gue juga udah kok."

"Bagus deh, nanti di kelas gue kasih liat punya gue ya."

Seperti itulah kira-kira obrolan keduanya sampai akhirnya tiba di depan kelas. Hanya sesekali bersuara dan sisanya, hanya hembusan angin yang terdengar.

Utopia ( Aespa x Nct Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang