***
Karina sibuk sejak tadi, memilih baju mana yang akan dia kenakan hari ini. Tadi Jeno baru saja menghubungi dan mengatakan jika 30 menit lagi dia akan datang dan menjemput Karina.
Bukan tanpa alasan, Yoana yang menyuruhnya. Ibu satu anak itu takut Karina tidak akan bisa menemukan kediaman mereka, meski sebenarnya sang putra hanya perlu mengirim titik lokasi lewat pesan saja.
"Ya ampun, baju mana sih yang cocok? Yang keliatan enggak terlalu heboh gitu. Enggak ada apa?" kesal sang gadis yang sejak tadi menggeser deretan baju di dalam lemari besarnya.
"Mama!" teriaknya kemudian.
Karina sungguh bingung, kenapa di saat seperti ini dia seperti tidak memiliki satu pun pakaian yang bisa dikenakan untuk pergi.
"Ada apa sih Sayang?" Bella masuk sembari membenarkan rambutnya yang disanggul asal. "Belom kelar juga siap-siapnya?" tanya Bella karena melihat penampilan sang putri masih sama seperti beberapa menit yang lalu, di saat pamit ke kamar setelah sarapan pagi.
"Kamu kenapa? Baju yang pengen dipake belom dicuci?"
Karina menggeleng cepat sembari menatap sang mama sedih, "Karina enggak punya baju, masa?"
Mendengar itu Bella semakin mendekat dan menatap deretan pakaian itu saksama, "ini baju semua Sayang. Emang mau pake yang gimana sih?"
Jemari Bella terulur, ikut memilih yang cocok untuk dikenakan sang putri. "Ketimbang mau ke rumah temen aja pake bingung segala kamu mah."
"Ihhhh, Mama. Ini tuh bukan rumah temen biasa, Tante Yoana kan idolanya aku sejak dulu." Gadis remaja itu kembali merengkek, membuat Bella mengangguk cepat.
"Iya deh iya, Mama ngerti. Ya udah, sekarang kamu mending urusin yang lain dulu. Biar Mama yang pilihin bajunya ya, nanti kamu telat kalo berdiri di sini terus."
"Bener ya Ma, yang cocok bajunya. Jangan heboh."
"Iya, Sayangku."
Karina tersenyum dan dengan segera mencium pipi sang mama, "makasih Mamanya aku."
Bella tersenyum lebar saat sang putri kini beranjak menjauh mendekati meja riasnya. Dia tidak menduga jika jadwal liburnya hari ini malah ia habiskan untuk mendengar rengekan Karina sejak pagi.
.
.
Kini semua sudah siap, Karina terlihat cantik dengan atasan coklat serta celana jeans yang dipilihkan sang Mama. Rambut panjangnya terurai menambah kesan manis khas remaja pada umumnya.
"Temennya udah di mana Sayang?" tanya Bella sembari mendekati Karina yang sejak tadi duduk di depan rumah.
"Enggak tau Ma. Bentar lagi nyampe kali."
Bella mengangguk paham, kakinya melangkah menuju sebelah kanan teras di mana deretan pot-pot besar berada.
Cukup banyak tanaman hias yang hampir satu bulan terakhir menjadi pesaing Karina. Bagaimana tidak, Bella sangat menyayangi bunga-bunganya itu, merawatnya bak anak sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia ( Aespa x Nct Dream )
FanfictionKisah tentang 4 cewek dan 4 cowok yang awalnya tak pernah saling sapa atau pun tatap muka karena beda gedung sekolah, tiba-tiba disatukan dalam ruangan yang sama saat sekolah akhirnya membuat keputusan berbeda dalam sistem mengajar. Bagaimanakah ke...