33. Nyeri haid

915 119 32
                                    

***

Jeno melirik Karina yang kini mengelus pergelangan tangannya. Gadis itu terlihat cukup kesakitan karena cengkeraman Marka sebelumnya.

"Beneran dia sepupu elo?" tanya Jeno dengan mata yang tak beranjak dari wajah sang gadis.

"Hm, anaknya Tante Yesi adik Mama."

"Oh, yang waktu itu kasih makan siang?"

Karina mengangguk mengingat jika Jeno pernah ikut mencicipi masakan sang tante.

"Kok kasar banget ya ke elo? Emang biasanya begitu?"

Gadis itu menggeleng pelan menjawabnya. "Enggak, Kak Marka bakal kayak gitu hanya kalo maunya enggak terpenuhi."

"Enggak terpenuhi, maksudnya?"

Mata Karina kini beranjak menatap wajah tampan Jeno. Mungkin sudah saatnya Jeno tau agar dia juga bisa memberitahu Candra soal sepupunya itu.

"Elo denger kan soal nama Gisel yang tadi gue sebut?"

Jeno mengangguk menjawabnya, karena memang tadi dia sempat mendengar nama gadis itu disebut oleh Karina.

"Emang Gisel ada hubungannya sama sepupu elo?"

"Ada. Kak Mark udah suka Gisel dari dulu, dari sebelum dia pergi sekolah ke luar negeri. Dan sekarang saat pulang dia masih aja ngebet pengen deketin Gisella."

"Candra tau soal ini?"

Giliran Karina yang menggeleng, tak tahu pasti soal kebenaran itu. "Kak Marka udah sempet liat muka Candra, tapi gue rasa dia belum tau kisah di balik ini semua."

Jeno terdiam, dia tak mengira jika saingan sang sahabat sekasar itu. Ya, Candra memang terkenal pecicilan dan sering kali bersikap di luar kebiasaan. Namun jika menyangkut tindak kekerasan, Candra tak akan pernah mau melakukannya.

Setidaknya itulah yang Jeno tahu pasti soal sahabatnya itu.

"Candra udah pernah ngomong ke Gisel soal perasaannya kan? Tapi belom dijawab, apa ini ada kaitannya sama sepupu loh Rin?"

"Enggak kok, gue tau pasti kalo Gisella enggak suka kak Mark."

"Terus kenapa dong?"

Karina diam sejenak, sebagai seorang sahabat dia tahu benar bagaimana sifat gadis itu. Sejak awal Candra memang secara terang-terangan mengejar Gisel dan itu bukanlah hal yang gadis itu sukai.

"Jen, sahabat gue itu paling enggak suka kalo liat cowok yang ngebet banget sama dia. Elo ngerti maksud gue kan?"

"Kayak Marka maksudnya?"

"Hm, dan Candra juga gitu. Gue tau kalo Gisel udah mulai ada rasa sama Candra tapi dia belom yakin sepenuhnya."

"Terus maksudnya Candra musti tarik ulur gitu biar Gisel akhirnya mengakui kalo dia juga ada rasa sama sahabat gue?"

Karina kembali mengangguk menjawab pertanyaan Jeno. "Hm, gue rasa cara itu bisa berhasil."

Jeno tak menjawab, dia hanya bingung kenapa harus ada istilah tarik ulur dalam suatu hubungan. Bukankah kita harus mengakui kalo benar suka, dan juga sebaliknya?

Istirahat jaman sekarang membuat Jeno makin sulit memahami wanita.

Tak ingin makin pusing dibuatnya, Jeno pun kini menatap wajah Karina yang masih berdiri di hadapannya. "Iya deh, nanti gue kasih tau ke Candra soal ini."

"Hm, iya."

"Ya udah, sekarang elo mau pulang kan? Bareng gue, mau?" tawar Jeno tanpa ragu karena sejak awal memang itulah niatnya.

Utopia ( Aespa x Nct Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang