26. Kembalinya sang sepupu

990 134 32
                                    

***

Karina buru-buru melangkah menyusuri koridor kelas. Dia harus segera bertemu dengan ketiga sahabatnya itu, sejak kemarin ada satu hal yang sangat mengganggunya.

Dengan segera Karina melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas, menatap dua gadis yang ikut melirik ke ambang pintu karenanya.

"Di mana Gisel?"

"Tuh," tunjuk Winter dengan dagunya sementara Bening hanya duduk diam di atas meja milik Karina sembari memainkan kakinya.

Karina menatap tepi jendela dan hendak mendekati sang sahabat, namun gadis itu sudah lebih dulu berbalik.

"Gi,"

"Gimana nih?" lirihnya sembari menunjukkan layar ponsel yang menyala. "Sepupu lo pulang ya?"

Karina sudah menduganya, dia buru-buru mendekati gadis berponi tipis itu. "Iya, kemaren. Gue udah berusaha banget ngehindarin dia dari kemaren sore."

"Ini dia dapet nomor gue dari siapa sih Kar? Perasaan udah ganti pas dia mau pergi."

"Kak Mark, pulang?" tanya Winter yang ikut mendekati keduanya. "Kok bisa? Sekolahnya gimana?"

"Di sana mah lagi libur Win," timpal Bening yang masih setia di tempatnya.

"Bener tuh kata Bening, dia lagi liburan."

Gisel melirik Karina yang baru saja berucap, "nih gue bukan sok kecantikan yaa, tapi sumpah Rin gue rada risih ama sepupu elo."

"Paham kok gue, karena Kak Mark emang rada-rada sih."

Kembali kedua gadis itu mendekati yang lainnya. Terdiam dengan pikiran yang melayang jauh entah ke mana.

Drtt... Drtt... Drtt...

Mata Gisel kembali melirik layar ponsel yang menyala, begitu pun dengan ketiga gadis yang berada di sekitarnya.

Gi, pulang sekolah gue jemput ya.

Gadis itu menghela napas berat sembari menarik kursi dan duduk di sana. "Gimana dong ini? Kak Mark udah pasti maksa gue sampe mau ikut dia."

"Tenang Gi, kan Kak Mark enggak tau kalo sekarang gedung sekolah kita di sini."

Gadis yang awalnya menatap sendu ponsel itu dengan segera mendongak kembali melirik Bening.

"Nah iya, bener tuh. Setau dia kan elo di sekolah kita yang lama."

Tepukan di pundaknya membuat mata itu melirik Karina cepat, "bener Gi, seenggaknya untuk sekarang elo aman. Gue juga belom kasih tau dia soal ini, jadi enggak mungkin banget dia nungguin elo di depan."

"Beneran nih?" tanyanya ragu pada ketiga sahabatnya itu, membuat mereka mengangguk bersamaan.

Ya, setidaknya Gisel meyakini hal itu. Jika tidak ada yang memberitahunya, maka Gisel bisa tenang untuk saat ini.
Bersamaan dengan itu, Candra masuk ke dalam kelas bersama ketiga remaja lainnya. Dia tersenyum melirik Gisel yang sudah duduk di tempatnya, "lagi pada ngapain sih? Kok mukanya tegang begitu?" tanyanya sembari terus melebarkan langkah dan berakhir di tempat duduknya sendiri.

Karina yang mengerti akan suasana dengan cepat mengulas senyum, "biasa, urusan cewek. Enggak perlu tau, yakan?"

Winter dan Bening dengan cepat mengangguk dan kembali ke tempat masing-masing, begitu pun dengan Karina.

Rensyah melirik Bening yang kini melewatinya tanpa suara, dia tahu jika gadis itu masih kesal padanya. Namun apa boleh buat, dia tak mungkin memaksakan diri guna menuruti permintaan gadis itu.

Utopia ( Aespa x Nct Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang