***
Yoana terkejut melihat sang putra yang kini terlihat berbeda. Seragam sekolah yang biasa dia pakai tanpa jas kini lengkap, jas juga dasi semua terpasang di tubuh tingginya.
"Tumben banget rapi begini sayang? Karena hari senin apa gimana?"
"Nggak Ma, biar makin ganteng aja gitu."
Si Papa yang mendengar tertawa melirik anak satu-satunya itu. "Gantengan Papa kali, jauh."
"Yee si Papa, ngalah dikit dong sama anaknya," sewot Jeno.
Dimas hanya tersenyum dan ketiganya pun duduk untuk sarapan pagi bersama.
"Oh ya Pa, sekarang sekolah Jeno udah berubah."
"Berubah gimana?"
Sang Mama yang sibuk menaruh nasi juga lauk ke atas piring keduanya juga ikut penasaran menunggu lajutan kalimat Jeno.
"Iya, sekarang semua disatuin, nggak ada lagi sekolah khusus cewek cowok. Semuanya sama, satu sekolah, satu kelas."
"Oh Mama tau, jadi yang bikin kamu rapi gini tu karena bakal ketemu cewek-cewek. Gitukan?"
Jeno melirik Mama dan tersenyum manis. "Ya, siapa tahu ada yang kecantol sama Jeno Ma. Udah setahun gabung sama laki semua, dapet kesempatan emas kayak gini mah nggak boleh disia-siain. Ya nggak Pa?"
Dimas yang ditanya terkejut, laki-laki itu tak habis pikir akan ucapan sang putra yang entah di mana dia mempelajarinya.
"Dasar cowok ya, masih kecil juga kamu." Yoana sungguh tak mengira jika putranya sudah sebesar ini, bahkan sudah memikirkan untuk melirik seorang gadis.
"Si Mama, dulu kan waktu SMA juga kita udah pacaran."
Jeno melirik Yoana yang gelabakan sendiri mendengar ucapan sang suami.
"Mama sama Papa aja boleh, masa Jeno nggak?"
"Ya udah terserah kamu deh, yang penting pelajaran jangan sampe lupa." Mama menyerah seraya duduk kembali guna memulai acara sarapannya.
"Mama sama Papa dulu ketemunya gimana sih?"
Entah apa yang menjadi alasan sang anak bertanya soal itu, namun pertanyaan barusan mampu membuat Yoana dan Dimas saling pandang.
"Kamu kenapa nanya begituan? Tumben banget."
"Ya, cuma pengen tau aja. Siapa tahu bisa dijadiin ide gitu Pa."
Yoana tersenyum mendengar penuturan sang putra. "Nggak gimana-gimana sayang. Kebetulan si Papa sama Mama waktu sekolah itu satu kelas, ya jadinya deket dari situ."
"Yang suka duluan itu si Mama, Mama sering lirik-lirik Papa kalo lagi belajar."
"Dih, apaan. Si Papa tu yang suka cegat Mama pas pulang, mau anterin katanya."
Jeno tersenyum geli membayangkan masa lalu kedua orangtuanya itu. "Nggak masalah sih Ma kalo yang suka duluan Mama. Sekarang kan udah jamannya emansipasi wanita, yakan Pa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia ( Aespa x Nct Dream )
FanfictionKisah tentang 4 cewek dan 4 cowok yang awalnya tak pernah saling sapa atau pun tatap muka karena beda gedung sekolah, tiba-tiba disatukan dalam ruangan yang sama saat sekolah akhirnya membuat keputusan berbeda dalam sistem mengajar. Bagaimanakah ke...