***
Gisel yang sejak tadi melangkah di sebelah Candra pun seketika menghentikan kakinya, dia menarik jemari yang sejak awal melingkari lengan laki-laki itu.
"Gue mau pulang,"
"Eh, Gi?"
Candra dengan segera menatap wajah itu, terkejut akan penuturannya barusan. "Tadi katanya mau makan bakso?"
"Enggak jadi."
"Aduh Gi, tuh di sana. Rumah gue tinggal beberapa langkah lagi, tanggung banget. Lagian juga kalo elo mau ke depan lagi emang langsung ada taksi? Harus nunggu dulu kan?"
Mata Gisel berkilat menatap Candra, "bawel ya elo. Ya udah cepetan, tapi anter gue balik langsung."
Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya mendekati tempat yang Candra tunjukkan sebagai rumah.
"Enggak jadi ngebakso?"
"Enggak!!"
Buru-buru Candra menyusul Gisel, meski agak kecewa namun dia masih bisa bersama gadis itu siang ini. Ya, setidaknya Gisel akan ada di rumahnya untuk beberapa saat.
Sesampainya, Gisel menatap bangunan yang ada di depan rumah. Sebuah toko bunga berdiri tegak, mata Gisel begitu terpesona akan deretan bunga yang berbaris rapi di dalam pot-pot besar.
"Masuk dulu Gi."
"Eh, enggak usah. Gue tunggu di sini aja, cepetan ambil motor habis itu anter gue pulang."
"Yaa tapi kan..."
Gisel menatapnya tajam, membuat sang remaja hanya bisa diam sembari menuruti apa yang Gisel perintahkan.
Sepeninggalan Candra, sosok Joya yang sejak tadi menghitung pembukuan pun tak sengaja melirik ke arah pintu kaca. Dia berdiri dengan segera, mendekati salah satu pegawainya karena penasaran."Itu di depan siapa? Mau beli bunga?"
"Kayaknya temen sekolahnya Candra deh, Bu."
"Oh ya?"
"Iya, tadi Saya liat datengnya barengan."
Wanita itu dengan cepat mendekati pintu, menatap wajah cantik Gisel yang ditekuk karena kesal. Dia keluar tanpa menunggu, ingin tahu apa yang sebenarnya Gisel lakukan.
"Dek, kamu ngapain di sini?"
Gisel mengalihkan pandangannya dengan segera, dia menatap wajah cantik itu. Sejenak Gisel terpesona akan sosok yang baru saja bertanya, meski sudah terlihat berumur namun wajahnya masih memiliki aura cantik yang begitu natural.
"I-itu, Saya lagi nungguin Candra."
"Kamu temen sekolahnya Candra?"
"Iya."
Mata Joya melirik ke arah dalam rumah, entah apa yang saat ini sedang dilakukan oleh putra tunggalnya.
Detik kemudian dia kembali melirik sang gadis sembari tersenyum ramah, "kenalin, ini Umi-nya Candra."
"Ohh ya ampun, maaf Tante. Saya enggak tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia ( Aespa x Nct Dream )
FanfictionKisah tentang 4 cewek dan 4 cowok yang awalnya tak pernah saling sapa atau pun tatap muka karena beda gedung sekolah, tiba-tiba disatukan dalam ruangan yang sama saat sekolah akhirnya membuat keputusan berbeda dalam sistem mengajar. Bagaimanakah ke...