28. Enggak cowok enggak cewek, sama aja

979 137 38
                                    

***

Rensyah memarkir motornya di depan rumah Bening. Laki-laki itu membuka helm dan bergegas turun guna bertemu Bening demi niat baiknya.

Mata Rensyah melirik Jeni yang ternyata ada di depan pintu sembari menggendong Boni.

"Assalamualaikum, Tan," ucapnya segera sembari mengulurkan tangan.

"Eh Rensyah? Wa'alaikumssalam." Jeni tersenyum menyambut uluran tangan itu membuat Boni ikut mengoceh mengikuti kalimatnya.

"Boni, apa kabar? Mau main sama Kakak enggak?"

"M-main, ayo."

"Eh, Sayang. Mainnya nanti aja, Kak Rensyah baru juga dateng." Jeni dengan segera beranjak menepi dari ambang pintu, "ayo masuk Ren. Tante panggilin Bening dulu ya."

"Iya, Tan. Makasih."

Perlahan Rensyah masuk ke dalam rumah. Bergegas mendekati sofa dan mengambil tempat disalah satu sisi. Jemarinya meletakan bingkisan yang tadi dia bawa ke atas meja.

Tak lama, suara derap kaki kembali mendekati ruang tamu.

"Mau apa lagi sih dia?"

"Eh, jangan gitu. Orang namu enggak baik digituin loh Sayang."

Rensyah melirik saat sosok Bening muncul bersama dengan Jeni. Gadis itu terlihat sangat santai dengan rambut yang dia sanggul asal, kaos hitam kebesaran serta celana di atas lututnya.

"Ngapain sih, Ren?" tanyanya sembari mengambil tempat di depan Rensyah.

Sebisa mungkin remaja pria itu tersenyum, dia tidak mau Jeni makin cemas melihat keadaan putrinya yang seperti uring-uringan saat melihat kedatangannya.

"Ya udah, Tante tinggal ke belakang ya Ren. Dan Kak, jangan ketus gitu enggak baik Nak."

Bening hanya diam mendengar peringatan dari sang mama. Dia tahu soal tatak krama seperti itu, namun masalahnya yang kini tengah duduk di hadapannya adalah Rensyah. Laki-laki yang mampu membuat dirinya kesal karena suatu alasan.

Sepeninggal Jeni, keduanya masih saja diam. Mata Rensyah mengamati perubahan raut wajah Bening sejak tadi, gadis itu tak membuka suara namun dari ekspresinya, Rensyah tahu benar jika dia masih marah.

Remaja berwajah tampan itu mencoba untuk meredam emosinya, mengulas senyum demi merubah suasana hati Bening juga dirinya sendiri.

"Ning, nih gue bawain cheesecake buat elo."

"Jangan sok peduli deh, elo aja biarin gue pulang bareng orang lain."

"Lah, kan elo sendiri ya milih pulang bareng dia?"

"Ya terus maksudnya elo diem aja gitu? Elo tau kalo gue minta turun enggak jauh dari sana? Hah, tau enggak?"

"Ning, elo kenapa sih sebenernya. Gue bingung karena sikap elo yang begini."

"Aduh, Rensyah. Gue tau kalo elo enggak bego-bego banget yaa, gue suka sama elo dan gue mau elo jadi pacar gue. Tapi elo sok jual mahal dan nolak gue, cih! Berani banget yaa mentang-mentang ganteng."

Utopia ( Aespa x Nct Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang