36. Pejuang Cinta

919 124 23
                                    

***

Candra berjalan melewati parkiran, berniat menemui Gisella di ruangan rawatnya. Namun, langkah itu tiba-tiba saja terhenti kala melihat sosok Yeri yang kini ikut berjalan ke arah yang sama.

Dengan cepat Candra menyusul sosok itu sembari membawa sebuah paper bag yang entah apa isinya.

"Tante Yeri!"

Langkah kaki Yeri terhenti kala namanya disebut. Gadis dengan rambut panjang yang dia ikat asal itu pun melirik dan seolah mengingat sosok Candra dia pun mengangkat jari telunjuknya.

"Elo? Ngapain ke sini? Mau ketemu Gisel?"

Remaja itu mengangguk seadanya sembari tersenyum lebar. "Tante juga?" ucapnya berbalik tanya pada Yerina.

"Iya, gue juga mau ke atas. Tapi sebaiknya elo pulang aja deh, Can."

"Lah, kenapa Tan?"

"Ini udah malem, jam jenguk juga udah mau habis. Gue sih emang mau nginep di sini jadi ya boleh-boleh aja."

"Jadi maksudnya aku harus pulang nih ya?"

"Iya." Mata Yeri melirik benda yang sejak tadi Candra genggaman. "Itu buat Gisella, biar gue aja yang bawain."

Mata Candra pun ikut melirik arah yang sama. Dia dengan cepat mengangguk sembari mengulurkan benda tersebut pada Yerina. "Iya, ini aku bawakin bubur buat Gisel. Tadi sih niat mau ngasih sendiri, berhubung udah enggak boleh jenguk ya udah deh enggak apa. Titip buat Gisella ya, Tan."

"Iya, pasti gue sampein kok." Yerina tersenyum sembari menerima uluran itu.

"Ya udah, pulang dulu ya Tan. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumssalam."

Candra berlalu begitu saja meninggalkan Yeri yang masih berdiri di tempatnya. Gadis itu tersenyum kala menyadari jika Candra lulus tes darinya.

"Nurut juga tuh anak, dibilangin sekali bukannya ngejawab malah iya-iya aja." Dengan cepat Yeri berbalik guna melanjutkan langkah kakinya. "Keluarganya enggak pernah masuk RS kali ya, makanya enggak tau batas jam jenguk tu kapan."

Kaki itu melangkah lebar memasuki lobi sembari membawa amanat yang dititipkan Candra padanya.

.

.

Sesampainya Yeri di ruang rawat sang keponakan, dia tersenyum melirik sang kakak yang kini sibuk membereskan meja di depan sofa.

"Assalamualaikum, Kak."

"Wa'alaikumssalam. Kirain enggak jadi nginep di sini."

"Jadi dong, Kak." Yeri beranjak mendekati Gisel yang duduk manis di atas ranjang. "Nih, Gi. Dari Candra."

"Candra ke sini?"

Yeri mengangguk cepat sembari mengambil tempat di ujung ranjang. "Dia nurut ya anaknya."

"Nurut gimana?" tanya Megan yang kini sudah selesai dengan aktivitasnya. Dia beranjak mendekati kedua gadis yang kini saling tatap.

Utopia ( Aespa x Nct Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang