***
Candra membuka pintu rumah saat mendengar suara motor berhenti di depan pagarnya. Laki-laki itu tersenyum menyambut ketiga sahabatnya yang sudah menunggu di depan sejak tadi.
"Maaf, cari siapa ya?" canda Candra sembari mengintip lewat celah pagar.
"Si buaya ada Mas?" tanya Rensyah yang memang selalu menanggapi candaan Candra, sedang kedua lainnya masih setia diam di atas motor mereka.
Ya, malam ini Nara sengaja membawa motor karena sudah sangat lama dia tidak konpoi bersama para sahabatnya itu.
"Aduh, buaya? Di sini mah yang tinggal manusia semua, enggak ada yang lain. Kayaknya salah rumah deh, Mas."
Rensyah melirik bangunan di depannya singkat, "tapi bener kok, ini rumahnya, yakan?" matanya melirik Jeno yang baru saja membuka kaca helm.
"Iya, suruh keluar cepetan deh soalnya dia punya hutang sama saya 50 jt."
"Buset, banyak amat Mas. Enggak ada pokoknya mah, di sini yang tinggal tuh si ganteng Candra yang baik nan sholeh."
Nara tak tahan lagi, dia tertawa di balik helm hitamnya. "Udah deh, kita mau masuk Can. Ketimbang bukain pager aja, lama lo."
Candra tertawa karenanya, jemari itu dengan cepat mendorong pagar putih.
"Silahkan masuk tuan-tuan," ucapnya dengan jemari yang mengisyaratkan ketiganya melaju motor memasuki garasi.Tanpa menunggu, para remaja itu memarkir motor di garasi rumah. Membuka helm dan turun dengan segera.
"Udah pada makan belom nih?" tanya Candra sembari berkacak pinggang.
"Gue udah, tadi makan bareng sama keluarga Bening di rumah." Rensyah yang baru saja menaruh helm tersentak saat Jeno merangkulnya.
"Udah pertemuan keluarga aja nih, bisa kali jadi mantu Bunda."
Candra dan Nara ikut penasaran akan cerita lengkapnya, keduanya mendekati Rensyah karena penasaran.
"Emang beneran udah ada pembicaraan ya Ren?" tanya Candra cepat.
"Apa dah? Kita kumpul karena emang Ayah sama Om Kai udah lama enggak ketemu, itu doang kok. Beneran deh."
"Ya kalo ada pembicaraan juga enggak apa kali Ren, kan bagus juga," tutur Nara yang langsung dibenarkan oleh Candra juga Jeno.
"Ah udah ah, masuk aja yok. Udah malem nih, nanti kita ngegamenya enggak lama kalo keburu pagi."
Rensyah memimpin langkah mendekati teras rumah, membuat ketiganya tersenyum sembari mengikuti.
"Alasan game, padahal salting tuh."
Jeno dan Nara tertawa mendengar ocehan Candra yang mereka rasa ada benarnya itu.
Sesampainya di dalam, keempat remaja itu disambut oleh Joya yang tersenyum sembari duduk di sofa. Wanita itu sibuk menghitung pembukuan toko bunga yang saat ini sudah tutup karena jam operasi yang sudah lewat.
"Assalamualaikum Umi." Rensyah melangkah lebih dulu menyapa Joya, diikuti oleh kedua remaja lainnya.
"Wa'alaikumsalam." Sosok itu tersenyum menyambut ketiga sahabat Candra itu. "Udah pada makan belom nih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia ( Aespa x Nct Dream )
FanfictionKisah tentang 4 cewek dan 4 cowok yang awalnya tak pernah saling sapa atau pun tatap muka karena beda gedung sekolah, tiba-tiba disatukan dalam ruangan yang sama saat sekolah akhirnya membuat keputusan berbeda dalam sistem mengajar. Bagaimanakah ke...