***
Winter menatap layar ponselnya nanar, dia kesal sendiri saat mendengar kabar jika sang papa tidak jadi untuk menjemputnya dikarenakan harus bertemu klien.
Bukannya apa-apa nih ya, Winter yang sebelumnya sudah menolak tawaran Karina untuk pulang bareng kini terpaksa harus naik taksi. Terlebih saat ini sedang hujan, yang akhirnya menambah kekesalan gadis itu.
"Tau gini, mending pulang bareng Karina. Mungkin udah di rumah gue." Lagi, gadis itu menggerutu seraya menatap langit yang cukup gelap. Dia berdiri di pos satpam depan sekolah agar tidak basah karena hujan.
"Kira-kira, taksi ada yang lewat nggak ya?" Winter melirik sekeliling dan hanya menemukan beberapa kendaraan pribadi yang melintas.
Sementara itu, Nara yang sebelumnya harus mampir ke suatu tempat terlebih dulu setelah pulang sekolah kini hendak melewati gedung itu lagi. Sang supir melaju pelan mobil karena hujan yang cukup deras.
Mata Nara melirik gedung sekolahnya yang sudah sepi, lalu berbalik melirik pos satpam di samping pagar. Matanya membulat saat melihat sosok Winter yang melirik ke sana ke mari.
"Lah, dia belum pulang?" tanyanya tak percaya.
"Ada apa Den?" sang supir melirik Nara lewat kacar dengan segera.
Mendengar pertanyaan itu, Nara dengan segera mengalihkan pandangannya. "Enggak kok Pak, enggak ada apa-apa."
Sang supir kembali menatap jalanan yang sudah basah akibat air hujan. Nara diam, bersandar di kursinya seraya memejamkan mata. "Peduli banget sama dia, nanti juga bakal ada yang jemput kan?"
Kepalanya mengangguk meyakinkan pilihannya yang tidak mau berhenti dan memberi Winter tumpangan. Namun, seketika gambaran akan wajah Winter yang kesal dan putus asa kembali melintas, membuat mata Nara membuka seketika.
"Aish!" Dengan cepat Nara bangkit dari sandarannya seraya menatap sang supir, "Pak, balik ke sekolah ya. Kayaknya ada temen Saya yang belum pulang."
Mendengar itu sang supir dengan segera menatap aneh majikannya. "Puter balik Den?" tanyanya memastikan.
"Iya Pak."
"Baik Den."
Dengan segera sosok itu memutar kemudi guna menuruti perintah majikannya.
Sementara itu, Winter yang hampir putus asa karena sejak tadi tidak melihat kendaraan umum kini terkejut saat sebuah mobil baru saja berhenti di depannya.
Dari dalam, Nara bisa melihat raut aneh Winter.
"Pak, bawa payungnya dan keluar temuin temen Saya itu. Bilang sama dia kalau Saya ajak dia pulang bareng." Nara seperti menyesali kata-katanya barusan saat sang supir mengangguk dan melakukan perintahnya.
Namun, mau bagaimana lagi. Ini sudah menjadi pilihan dia, lagi pulan Winter sudah melihat mobilnya.
Nara pasrah saat kini sang supir keluar seraya mendekati gadis itu. Seperti yang bisa Nara tebak, kini Winter menatap aneh laki-laki berseragam yang baru saja mengajaknya bicara.
Sesekali Winter melirik mobil, membuat Nara mengalihkan pandangannya. Dan detik selanjutnya, gadis itu mendekati pintu mobil membuat Nara kebingungan sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia ( Aespa x Nct Dream )
FanfictionKisah tentang 4 cewek dan 4 cowok yang awalnya tak pernah saling sapa atau pun tatap muka karena beda gedung sekolah, tiba-tiba disatukan dalam ruangan yang sama saat sekolah akhirnya membuat keputusan berbeda dalam sistem mengajar. Bagaimanakah ke...