***
Winter mengamati sekeliling dengan ragu, kini dia dan Nara sedang ada di ruang belajar milik laki-laki itu. Sang gadis hanya duduk di kursi sementara Nara sibuk mengambil beberapa keperluan untuk mereka belajar.
"Nar,"
"Hm?"
"Elo yakin cewek-cewek di bawah enggak bakal ke atas sini?"
Nara berbalik dengan segera sembari membawa peralatan mendekati Winter. "Tenang aja, mereka enggak bakal berani kok."
Laki-laki itu duduk dengan cepat, jemarinya membuka buku yang akan dijadikan sarana untuk belajar. "Kemaren halaman berapa sih, Win? Lupa gue."
"59-61."
Remaja itu mengangguk dan dengan cepat membalik halaman buku. Fokus Winter tak sepenuhnya tertuju pada pelajaran, dia merasa aneh karena saat ini hanya berdua saja dengan Nara.
Terlebih, di bawa sedang ada tamu yang sepertinya cukup penasaran dengan kedatangannya tadi. Bagaimana jika para gadis itu naik dan bertanya macam-macam?
Winter tak bisa bayangkan bagaimana dia harus memberikan jawaban.
"Menurut elo nih, jawaban buat soal pertama apa?" tanya Nara memecah keheningan.
Mata Winter melirik ragu laki-laki itu, pandangannya beralih menatap pertanyaan di atas kertas. Sang gadis membaca dengan saksama membuat Nara menunggu pendapat darinya.
"Hm, menurut gue jawaban buat soal ini tu ...."
"Naraja!"
Kedua remaja itu melirik dengan segera pintu ruangan yang kini terbuka lebar. Entah apa yang merasuki beberapa gadis itu hingga berani membuka tanpa persetujuan dari sang empunya.
"Kalian, ngapain ke sini?" tanya Nara dengan nada sedikit ketus.
Sosok yang Winter kenali sebagai Gebi itu tersenyum sembari memimpin langkah masuk.
"Kita mau ikut belajar juga dong. Boleh kan?"
"Iya Nara. Dia aja bisa, masa kita enggak sih? Yakan guys."
Mata Nara dan Winter saling pandang untuk beberapa detik, sebelum akhirnya Nara kembali menaruh fokus pada ketiga gadis itu.
"Kita beda sekolah, itu aja udah jadi alasan utama. Kalo emang bosen dengerin ibu-ibu di bawah, ke ruang sebelah aja deh. Kalian bisa nonton film apapun, nanti biar gue suruh Bibi buat nganterin cemilan."
Kembali Nara mengalihkan pandangannya, dia risih karena kedatangan para gadis yang sangat tiba-tiba. Terlebih mereka tak seperti Winter yang pendiam.
Di mata Nara, para gadis itu terkesan agresif dan menakutkan.
"Aduh, Nara. Kita mau bareng sama elo tau, masa disuruh ke ruang sebelah sih? Atau enggak gini aja, gimana kalo elo juga ikut kita ke sebelah yok." Gebi yang menjadi pemimpin dengan cepat mendekati Nara.
Tanpa rasa ragu sama sekali gadis itu hendak menyentuh pundak Nara, namun Winter yang melihat dengan cepat membuka suara.
"Eh, tunggu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia ( Aespa x Nct Dream )
FanfictionKisah tentang 4 cewek dan 4 cowok yang awalnya tak pernah saling sapa atau pun tatap muka karena beda gedung sekolah, tiba-tiba disatukan dalam ruangan yang sama saat sekolah akhirnya membuat keputusan berbeda dalam sistem mengajar. Bagaimanakah ke...