***
Ketiga motor melaju memasuki area parkir sekolah. Candra sengaja ikut Rensyah karena malas membawa motor.
Prinsip dia sih kalau ada tebengan, kenapa harus bawa sendiri. Betul begitu? Hehehe.
Nara dan yang lainnya mematikan mesin dan melepas helm satu per satu, beda cerita dengan Candra yang memilih turun dan mengambil tempat di atas motor anak yang lainnya. Dia menunggu ketiga pangeran yang sibuk merapikan rambut karena habis tertutup helm.
"Gue liat-liat nih yaa, kita kayak F4 enggak sih?" Candra ikut merapikan rambutnya, tak hanya itu saja. Dia berlagak merapikan kerah seragam, serasa model papan atas yang sedang bergaya. "Udah tinggi, ganteng-ganteng lagi."
Rensyah dan Jeno otomatis melongo menatapnya, berbeda dengan Nara yang sudah kebal. Remaja itu beranjak turun dari motor dan mendekatinya.
"Iya deh iya, si paling ganteng," ucap Nara membuat Candra tersenyum lebar.
"Masih pagi loh Can, jangan mancing perkelahian." Rensyah ikut beranjak dan mendekat ke arahnya.
"Dasar lo, bocah kematian. Kalau ada yang ganteng mah, udah jelas itu gue kali." Seperti biasa, Jeno memuji diri sendiri tanpa ragu.
Candra hanya tertawa sembari ikut melangkahkan kaki bersama para sahabatnya.
Mata itu melirik ke sekeliling, mencoba mencari sosok Gisel yang entah di mana keberadaannya.
"Cari apa sih Can?" tanya Jeno yang tepat berada di sebelahnya.
"Elo utang sama siapa lagi kali ini?" Kepala Rensyah menyembul dari balik tubuh tinggi Jeno, menatap sang sahabat penasaran.
"Sembarangan aja, kesannya kayak ngutang aja kerjaan gue. Gue lagi cari Gisel," jelasnya sembari terus melirik ke segala arah.
"Kenapa lagi Gisel?" Giliran Nara yang bersuara, dia hanya tak habis pikir karena menurutnya Candra sangat amat aktif dalam mendekati gadis itu.
"Kemaren gue kasih dia..." Kalimat Candra terhenti saat melihat Gisel yang berlari mengejar Karina juga Bening di koridor. "Nah, itu dia. Gue duluan ya, kita ketemu di kelas."
Tanpa menunggu jawaban, Candra melesat meninggalkan ketiganya yang hanya bisa saling tatap karena kelakuan putra Darmaji itu.
"Candra nekat juga ya?"
Rensyah yang berada di tengah pun melirik Nara cepat, "elo mau gue ajarin nekat kayak dia enggak?"
Matanya langsung menatap laki-laki itu, menggeleng pelan sembari tersenyum. "Enggak deh, makasih."
"Malah ditawarin. Ren, Ren. Yang enggak-enggak aja."
Jeno tersenyum sembari terus melangkah, ketiga remaja itu berjalan memasuki koridor sekolah yang bergegas menuju ruang kelas.
Di kelas, Candra yang sudah sampai menatap Gisel di kursinya. Dia terkejut saat kedua gadis lainnya menatap dengan senyum.
"Pagi, Candra. Tumben dateng pagi-pagi? Kangen Gisel ya?" canda Bening yang sudah tahu soal acara tembak menembak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia ( Aespa x Nct Dream )
FanfictionKisah tentang 4 cewek dan 4 cowok yang awalnya tak pernah saling sapa atau pun tatap muka karena beda gedung sekolah, tiba-tiba disatukan dalam ruangan yang sama saat sekolah akhirnya membuat keputusan berbeda dalam sistem mengajar. Bagaimanakah ke...