03. Teman sebangku

2.6K 300 60
                                    

***

Karina yang sudah tiba di kelas merasa makin kesal, karena selain harus satu sekolah dengan siswa laki-laki, sekarang mereka juga mendapatkan pasangan sebangku yang berbeda gender.

Gadis dengan rambut hitam itu menaruh tasnya kasar ke atas meja. Melirik laki-laki tampan yang sejak tadi sibuk dengan ponsel juga earphonenya.

"Harus banget gitu sebangku sama dia? Kenapa nggak sama Winter aja, Gisel kek atau Ningsih juga nggak masalah. Kenapa harus sama cowok sih? Makin ngaco aja ini sekolah."

"Eh Mbak, kalo mau protes mending ke ruang guru aja sana jangan di sini."

Karina terkejut melirik pemuda dengan mata sipit itu. "Eh dia denger, kirain enggak."

Jemari itu menarik earphone putih yang sejak tadi menempel di telinganya. "Gue bisa denger, ini rusak jadi semua ocehan elo bisa gue denger dengan baik."

"Dih, kalo rusak ngapain dipake?"

"Buat gaya aja, kenapa? Nggak suka lo?"

Karina makin terkejut akan jawaban sang cowok. "Santai dong, gue cuma nanya doang."

"Ya, gue juga cuma jawab."

"Makin males aja gue kalo gini ceritanya." Jemari Karina dengan segera menarik resleting ransel hitamnya. Mengeluarkan beberapa alat tulis juga buku-buku miliknya, menyusunnya dengan rapi di atas meja membuat sosok yang sejak tadi memperhatikan, syok.

"Buset, lo mau sekolah apa buka ruang belajar pribadi? Banyak banget barang punya lo?"

Karina melirik singkat laki-laki itu. "Suka-suka gue dong, meja-meja gue, barang juga punya gue. Lo nggak boleh pinjem apapun punya gue ya, awas aja."

"Dih, gue juga nggak butuh."

"Oh ya udah, makin bagus."

Keduanya kembali diam dengan perasaan yang masih kesal, sekalinya gabung kelas malah nambah musuh. Ya, begitulah kehidupan. ( eaa )

Di saat keduanya masih sibuk diam-diaman, sosok tinggi dengan seragam putih tanpa dasi juga jas masuk ke dalam kelas dengan tergesah.

"Eh Jeno, udah di sini aja lo. Gue tungguin di gerbang depan, taunya udah nongkrong di sini, sama cewek lagi."

Karina melirik sosok yang ada di sebelahnya.

Jadi namanya Jeno.

"Ribut amat sih lo, masih pagi nih."

"Yee, orang cuma ngomong apa adanya. Oh ya, siapa nih? Kenalin kek ke gue."

Karina hanya diam memperhatikan sosok yang sejak tadi terus bersuara.

"Dia..." Jeno melirik Karina dengan cepat. "Nama lo siapa?"

"Yee si Oon, udah duduk sebelahan bukannya tanya dari tadi juga."

Karina menatap sosok yang masih berdiri dengan segera. "Karina."

"Nah itu dia, namanya Karina," timpal Jeno, membuat sang sahabat geram sendiri mendengarnya.

Utopia ( Aespa x Nct Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang