07. Pengakuan Candra

2K 242 8
                                    

***

Jam istirahat kini terdengar, semua anak keluar dari dalam kelas guna berjalan ke kantin untuk mengisi perut mereka.

Seperti biasa, keempat cowok 11A terlihat berjalan beriringan di koridor sekolah, menebar pesona seolah para gadis hanya akan melihat mereka.

"Aduh, minggir dikit kenapa sih? Bagi jalan dong." Gisel dengan segaja menabrakkan badannya ke lengan Candra yang memang berada di sisi kanan. Gadis itu berbalik melirik Candra yang kini tertinggal. "Mau tebar pesona lo? Nggak ngaruh, sok-sokan jalan kayak F4, udah nggak jaman."

Winter dengan segera mendekati gadis itu dan memegang lengannya. "Udah, mending ke kantin. Nanti baksonya habis."

Bening dan Karina mengangguk seraya menyeret gadis itu untuk kembali melanjutkan langkah, sedang Candra kini hanya tersenyum di tempatnya.

"Eh buluk, ngapain di situ? Nggak laper lo?" Jeno yang menyadari jika sang sahabat tertinggal, berbalik dan menatapnya heran.

"Iya, ini gue jalan." Candra melesat mendekati ketiganya.

"Ketimbang ditabrak doang, udah lemes loh."

Rensyah tertawa mendengar celetukan Jeno yang memang sering kali membuat tertawa. "Namanya juga Candra, Jen. Dia lemah kalo soal cewek mah."

"Udah, mending sekarang ke kantin. Gue yang traktir hari ini."

Mata Jeno dan Rensyah berbinar saat Nara mengatakan kalimat keramatnya itu.

"Eh Nar, hari ini biar gue aja ya. Gue lagi ada duit nih, sekalian sama tu cewek-cewek."

Nara hanya melirik Candra, tak ada reaksi. Berbeda darinya, Jeno dan Rensyah justru membelalakan mata tak percaya. Bukannya apa-apa nih ya, istilahnya tu si Candra adalah manusi gratisan, nggak mungkin banget dia bakal traktir seperti yang tadi dia katakan.

"Can, elo nggak habis nyolong kan?"

"Elo ngepet ya?" Rensyah terkejut saat pikiran itu melintas begitu saja.

"Yee, sembarangan aja. Gue punya orang tua kali, ya minta dong. Lagian gue bingung sama kalian bedua, mau makan gratis aja masih ragu."

"Ya, soalnya elo kan yang paling sering gratisan. Masa sekarang mau traktir kita?"

Candra berdecak menatap Jeno sebal. "Kalo elo nggak mau, ya udah. Biar gue sama yang lain aja." Kakinya kini melangkah perlahan meninggalkan ketiganya.

"Mending ke kantin aja, si Candra kayaknya serius deh." Nara kini ikut mengekor di belakang laki-laki itu.

Jeno dan Rensyah yang masih diam di tempat, kini perlahan mulai melebarkan langkah. Ya nggak ada salahnya juga sih, mau Nara atau Candra. Tetep aja makan gratis judulnya hari ini.

.

.

"Gi, mau bakso kayak biasa?" Winter menepuk pundak gadis berkuncir itu seraya menatap papan menu.

"Iya deh, gue lagi nggak pengen yang aneh-aneh." jawabnya malas.

"Oke." Mata Winter kini menatap kedua gadis lainnya. "Kalian?"

Utopia ( Aespa x Nct Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang