15. Jam istirahat

1.3K 190 23
                                    

***

Seperti biasa, saat bel berbunyi para siswa mulai berlarian menuju kantin sekolah. Mereka bersiap untuk melewati jam istirahat seperti biasanya, termasuk Karina, Winter juga Bening.

Ya, hanya mereka bertiga karena Gisel menghilang entah ke mana.

Tadi saat hendak keluar kelas, tiba-tiba saja gadis itu pamit undur diri untuk pergi ke toilet tapi ternyata sampai sekarang belum juga muncul.

"Ini si Gisel beneran belom dateng?" tanya Winter sembari membawa nampan berisi tiga mangkuk bakso yang sebelumnya sudah mereka pesan.

"Ho'oh, ke mana ya kira-kira? Tumben dia enggak ngibrit ke kantin. Biasa juga paling duluan kalo soal makanan mah." Karina sedikit tertawa di ujung kalimatnya, gadis itu mengambil semangkuk bakso dan mulai meraih sendok juga garpu.

"Eh, ini kenapa pake tauge?" Bening dengan segera melirik stan bakso yang berada tak jauh dari tempat duduk mereka saat ini. "Teh, kan udah dibilang enggak pake tauge. Kok dikasih sih?" sedih Bening dengan wajah cemberutnya.

"Aduh Dek, maaf ya. Teteh lupa, ya udah sini biar dituker aja."

Bening dengan terpaksa menggelengkan kepalanya, "enggak usah deh, udah laper soalnya," lirihnya dengan wajah kecewa.

"Maaf ya Dek sekali lagi, nanti lain kali Teteh enggak kasih deh."

Gadis itu hanya bisa pasrah, toh dia juga bisa mengambil dan memberikannya pada Karina atau Winter. Namun, hal itulah yang tidak dia sukai, merepotkan saat perutnya sudah berderit lapar.

Helaan napas terdengar, membuat Karina juga Winter saling tatap.

Bahaya, batin keduanya.

Ya, jika Bening sudah bad mood maka semua urusan akan susah.

Tak lama, Jeno dan kedua sahabatnya pun berjalan mendekati area kantin. Karina yang baru saja hendak menyuap bakso seketika terdiam, menaruh kembali sendokan pertamanya itu ke dalam mangkok.

"Tuh kan si Candra juga enggak ada, itu artinya..."

"Dia lagi sama Gisel," celetuk Bening tanpa beban, dan ya kalimatnya itu dibenarkan oleh Winter juga Karina.

"Waahh, itu si Candra gercep juga ya?" salut Winter sembari mengaduk bakso yang baru saja dia beri kecap juga saos.

"Nyalinya gede juga ya, ampe ngincer si Gisel yang galaknya minta ampun."

Keduanya tertawa geli membayangkan bagaimana sikap Gisel selama ini sesuai yang mereka tahu, sedang Bening masih dengan suasana hatinya yang mendung.


Rensyah yang berdiri di depan stan makanan sedikit melirik ke arah ketiga gadis itu, memperhatikan sosok Bening yang terlihat enggan memakan baksonya.

Kenapa lagi tu anak?

"Ren, mau bakso biasa apa mercon?" tanya Jeno sembari menatap sang sahabat. Namun, seakan fokusnya teralihkan dia pun tak menjawab, malah tatapannya makin dalam memperhatikan Bening.

Nara yang sudah memutuskan menu pun akhirnya melirik laki-laki itu karena tetap diam meski Jeno sudah bertanya beberapa kali.

Dia pun mengikuti arah pandang Rensyah dan menemukan ketiga gadis di depan sana. Dengan perlahan Nara mendekati Rensyah yang ada di sebelah kanan Jeno.

Utopia ( Aespa x Nct Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang