31. Budak Cinta

861 121 53
                                    

***

Keadaan sekolah pagi itu terlihat sudah cukup ramai. Banyak murid yang berlalu lalang di area parkiran, halaman juga koridor kelas.

Salah satunya adalah Bening. Remaja dengan rambut yang dikuncir kuda itu terlihat bergegas mendekati tiga orang remaja yang kini duduk di teras kelas sembari menaruh fokus pada ponsel masing-masing.

Mata Bening memicing menatap ketiganya. Jemari itu menarik tali ransel yang hampir saja melorot dari pundak karena kakinya yang terlihat begitu tergesah dalam melangkah.

"Ehhh gila ya Elo Jen, jangan matiin Gue dong."

"Ya siapa suruh di situ Darmaji, orang dari tadi Gue cuma liat Nara doang."

"Dari tadi Gue di belakang Elo bego, ahh anjrit lu." Candra yang kesal pun mengubah posisi duduknya, beralih mendekati Nara yang bersandar di tiang koridor sembari memainkan jari dengan sangat lincah.

"Nar, Gue di belakang Elo ya. Jeno jahat soalnya."

"Oke tenang, stay belakang Gue aja biar kalo ada musuh dari belakang Elo duluan yang kena."

Jeno tertawa keras mendengarnya, begitu pun dengan Nara yang seolah tak merasa bersalah setelah mengutarakan kalimat itu.

"Sama aja kalian mah. Coba aja ada Rensyah, Gue pasti dijagain nih."

"Harapanmu terlalu tinggi, Nak. Yang ada Rensyah duluan depak Elo."

Kembali Nara tertawa mendengar ledekan yang Jeno ucapkan. Ketiganya memang sedang asik-asiknya bermain di teras sebelum jam pertama dimulai.

"Cowok Gue mana?" ucap Bening yang kini sudah sampai di depan ketiganya.

Candra melirik kala sosok itu datang dengan tiba-tiba. "Eh Bening, Mama Gempi mana?"

"Ihhhh malah tanyain Gisel. Cowok Gue mana??"

"Kenapa lagi sih? Sakit? Demam ya?" Giliran Jeno yang berucap karena tak mengerti akan pertanyaan Bening yang begitu tiba-tiba.

"Kalian denger Gue enggak sih sebenernya? Cowok Gue mana? Rensyah di mana?!"

Sontak ketiganya berhenti menggerakan jari kala suara teriakan Bening menggema di koridor kelas. Bukan hanya karena teriakan, namun kalimat barusan juga seolah membuat syok ketiganya.

"Ini Gue enggak salah denger kan ya? Elo sama Rensyah udah jadian?" lirih Jeno takut salah bicara.

"Udah resmi nih?" ucap Nara memastikan apa yang tadi dia dengar.

"Gercep juga ya tuh bocah." Candra tak habis pikir mendengarnya. Bukannya apa-apa nih, dia yang duluan nembak ehh si Rensyah sama Bening malah yang resmi jadian.

"What! Dia enggak ngomong sama kalian soal ini?"

Ketiganya menggeleng hampir bersamaan dengan mulut yang bungkam.

"Bener-bener ya tuh cowok. Apa sih maunya? Awas aja kalo ketemu, Gue bakal ngambek enggak mau tau!!"

Ketiga remaja itu benar-benar harus tahan napas kalo Bening sudah mode begini. Bicara apapun bahkan membuat mereka takut sekarang, bagaimana jika satu kalimat bisa mengubah mood Bening menjadi lebih buruk lagi.

Utopia ( Aespa x Nct Dream )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang