***
Seperti biasanya, sekolah itu dipenuhi oleh siswa dan siswi yang baru saja berdatangan. Tak terkecuali, Bening yang hari ini memilih sekolah karena merasa sudah lebih baik.
Karina yang baru saja masuk ke dalam kelas melirik Bening yang sudah duduk sejak tadi. "Ning, udah enak beneran?"
"Iya, santai. Gue udah nggak rewel lagi." Bening tersenyum membuat kedua temannya yang lain ikut lega.
"Syukur deh kalo begitu." Karina dengan segera duduk di sebelah Jeno yang sibuk bermain game.
"Emang, temen lo kenapa?" tanyanya dengan mata yang masih fokus ke layar ponsel.
Karina yang ditanya pun hanya menggeleng pelan, "nggak ada papa kok."
Mendengar itu Jeno kembali fokus dengan aktivitasnya, dia tidak sekepo itu untuk mendesak Karina agar menceritakan semuanya.
Berbeda dengan Candra yang kepo sejak tadi tapi tidak ditanggapi oleh Gisel.
"Ada apaan sih Gi? Kok elo nggak mau cerita ke gue, mau main rahasia-rahasiaan ya?"
Gisel yang terus menerus didesak pun akhirnya menatap tajam Candra, "berisik banget sih Can. Nggak bakal paham juga, ngotot amat jadi orang. Diem aja udah, jangan berisik."
Candra terdiam detik itu juga, jika Gisel sudah mengeluarkan semua ocehannya, otomatis Candra akan bungkam.
Bening yang duduk di sebelah mereka hanya tertawa geli.
"Emang ada apaan?" Kini giliran Rensyah yang bertanya.
Bening yang mendengar suara Rensyah dengan cepat menatap laki-laki itu, "nggak ada hal penting. Kemarin gue cuma sempet sakit perut doang, makanya ditanyain sama Karina."
"Oh gitu, terus kenapa elo ketawa?" tanyanya lagi, karena menurut Rensyah hal itu bukanlah hal yang layak untuk ditertawakan.
"Lucu aja liat Candra langsung kicep setelah kena omel Gisel."
Rensyah yang memang mengetahui apa penyebabnya, hanya tersenyum bungkam. Dia tidak ingin mendahului Candra dengan mengatakan jika saat ini laki-laki itu sedang mengincar salah satu teman Bening.
Seperti biasa, ketiga kursi itu selalu ramai entah karena sedang berdebat atau pun berbincang. Berbeda dengan kursi Nara dan Winter, keduanya hanya bungkam seperti biasa. Bahkan tidak ada tanda-tanda kehidupan seperti yang lainnya.
Tak lama, sosok cantik dengan seragam coklatnya kini masuk ke dalam kelas.
Semua murid sontak diam karena kehadirannya, wanita itu tersenyum karena menyadari jika para siswanya tertib tanpa diminta.
"Selamat pagi semuanya."
"Pagi Bu!"
Suara keras itu terdengar lantang kala Karina dan yang lainnya menjawab sapaan sang guru.
Namun, tak lama beberapa siswa terdengar berbisik dan sibuk sendiri karena mereka bingung akan kehadiran guru konseling yang tiba-tiba hadir dalam kelas.
Sang guru yang menyadari itu pun tersenyum lebar, "pasti pada bingung kan kenapa Ibu ada di sini?"
"Iya Bu, harusnya kan jam pertama Pak Surya yang ngajar. Ibu yang gantiin nih, ceritanya?" tanya Candra, membuat yang lainnya ikut penasaran akan jawaban itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Utopia ( Aespa x Nct Dream )
FanfictionKisah tentang 4 cewek dan 4 cowok yang awalnya tak pernah saling sapa atau pun tatap muka karena beda gedung sekolah, tiba-tiba disatukan dalam ruangan yang sama saat sekolah akhirnya membuat keputusan berbeda dalam sistem mengajar. Bagaimanakah ke...