12. Jalur

1K 160 27
                                    

Nah,

KALAU AUTHORNYA NGEREOG BARU PADA KOMEN BENER YA WKWKWK

AWAS, KOMEN VOTE YANG BENER DI BAB INI!!

Btw, UDAH BACA MEMORIÉ BAB 2? YANG BELUM, MARI BACA...
.
.

Lisa pergi begitu dia melepaskan ciuman kecil di pelipisnya. Jika Chaeyoung tidak dalam keadaan marah, dia ingin menyusul Lisa, tetap memeluknya, melepaskan Lisa bukanlah keinginan dia. Chaeyoung tahu, ada hal penting yang akan dia tangani terlebih dahulu.

Tepat saat Lisa pergi, tak lama kemudian Jennie masuk. Mata mengamuk, Chaeyoung menarik Jennie dan mendorongnya ke sofa tua.

“Aduh, apa sih?!” Jennie berteriak marah, matanya menatap Chaeyoung tajam.

“Kau!” Chaeyoung memejamkan mata sesaat. “Ini rencanamu sejak awal?”

Jennie menghapus sedikit debu di bajunya, berdiri kemudian memeluk Chaeyoung. Tangannya mengelus punggungnya lembut. Jika saja dia tidak mengingat tatapan memohon pertolongan dari Lisa, dia bisa nyaman dengan pelukan ini.

“Aku hanya ingin melihat dan mengetes kalian, kau tahu itu kan?” Jennie bertanya lembut.

Sambil cemberut, Chaeyoung melepaskan pelukan Jennie.

“Tapi tidak dengan kekerasan. Tidak menyiramnya. Kita tidak pernah bermain seperti itu pada siapa pun yang berkencan dengan kita.” Chaeyoung mengerang keras.

Tak peduli apa pun alasannya, Chaeyoung marah melihat Irene menyiram Lisa dengan segelas es batu. Dia lebih marah Lisa hanya menunduk, diam dan pasrah.

“Sayang, itu karena kamu terlalu lemah untuk Lisa. Kita perlu melakukan sesuatu untuk meyakinkan bahwa kau masih berada di jalur kami.” Kata Jennie melipat tangan di bawah dada.

“Apa yang perlu di buktikan? Aku masih aku!” Chaeyoung membentak.

“Tidak,” Jennie menatapnya marah. “Kau bukan lagi dirimu. Kau jarang bertemu dengan kami, kau menolak setiap ajakan kami dan kau terlalu menempel pada Lisa.”

“Aku tidak menempel. Hal-hal tetap bekerja sejalan dengan apa yang kita rencanakan.” Chaeyoung balas menatapnya tajam. “Aku tidak ingin melakukan kekerasan. Apa kau akan menerima jika aku melakukan hal yang sama pada pacarmu, Taehyung?”

Jennie mengitari Chaeyoung, berjalan dengan tenang dan duduk di meja sudut. Dia menyeringai, menyebalkan dan Chaeyoung mendapati dirinya semakin marah setiap detiknya.

“Kau melakukannya dan aku tidak peduli. Dia hanya mainanku, sama seperti kau memiliki Lisa. Mereka hanya mainan kita. Dan sekarang aku bisa melihat kau terbawa perasaan.”

“Bagaimana membuktikan bahwa kau tidak peduli?” Tembak Chaeyoung.

Jennie berjalan ke arah Chaeyoung, tiba-tiba menempelkan wajahnya di leher Chaeyoung, menghisap titik nadi wanita pirang itu yang sensitif. Dan Chaeyoung tersentak tegang karena sensasinya.

“Kita bisa melakukan seks dan aku tidak akan merasa bersalah untuk bertemu tatap dengan Taehyung.” Jennie berbisik di samping telinga Chaeyoung. “Tapi, apakah kamu tidak peduli pada perasaan Lisa? Apakah kamu akan merasa bersalah jika kita melakukan seks sekarang?”

“Ini bukan perjanjiannya! Kamu gila dan kita tidak mungkin melakukan itu.”

Chaeyoung mendapati dirinya bergetar, Jennie mundur. Tatapannya terarah pada Chaeyoung dan dia menunduk, melihat ke arah tatapan temannya. Jennie mendekat satu langkah pada Chaeyoung, tangan di depan kancing teratas seragamnya.

Panik, Chaeyoung segera menahan pergelangan tangan Jennie.

“Lihat? Kamu menolak!” Jennie langsung menuduh.

If You || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang