28. cinta dan takut

1K 152 86
                                    

Kenapa saya masih menemukan komentar lanjut / next?

Bukannya ga boleh nih. Cuma ya gimana ya, udah nulis per bab 2ribu kata, masa iya komen cuma lanjut/next doang.

Sedih amat 😭😭😭

Dahal, tanpa kalian komen gitu juga udah kewajiban yang nulis buat lanjutin ceritanya. Begitu lohhh...

Dah ah takut di sangka caper ama bawel, mangga silakan baca lagi

.
.
.

Hampir saja minuman yang baru saja masuk ke mulutnya itu menyembur begitu saja. Lisa menatap tak percaya, sementara Chaeyoung menatapnya dengan serius, ada kekhawatiran berlebihan di matanya.

“Benar, kan? Lisa, kau tak akan membuatku menunggumu sampai empat tahun? Itu... konyol. Jangan pernah berpacaran hanya untuk membuatku cemburu. Aku tidak suka dengan itu.” Ujar Chaeyoung dengan tatapan kucing yang sedang memohon membuat hati Lisa meleleh.

“Ya ampun, darimana pemikiran itu muncul? Apakah kau baru saja membaca cerita di suatu tempat atau bagaimana?” Tanya Lisa bingung.

Tentu saja. Dirinya perlu menenangkan diri dari hubungan ini. Tapi empat tahun mendorong Chaeyoung pergi? Itu mungkin hal terbodoh yang pernah dia lakukan.

Karena saat ini saja, Lisa merasa sudah mulai luluh dengan keberadaan Chaeyoung terus menerus. Mereka bahkan sedang mempersiapkan kuliah mereka bersama-sama. Tentu atas dorongan orang tua mereka yang begitu mendukung.

“Aku tahu! Itu konyol, kan? Tak mungkin kau setega itu.” Ujar Chaeyoung, wajahnya berubah menjadi ceria.

Dia menggeser tempat duduknya, menjadi di sisi Lisa. Memposisikan dirinya tepat di samping Lisa, dia tersenyum lebar.

“Kau tahu? Jika kau terus tersenyum seperti ini, yang ada aku akan mendorongmu, untuk mencium bibir itu.” Ujar Lisa, menghela nafas.

Chaeyoung terlalu dekat dengannya saat ini. Bahkan, jika mereka saling menoleh, Lisa yakin hidung mereka akan bersentuhan. Dia takut, pengendalian dirinya runtuh ketika itu terjadi.

“Mengapa kau harus menahan diri? Aku tidak keberatan jika kau menciumku.” Ujar Chaeyoung, sama menghela nafasnya.

Mereka berdua tampaknya mencoba menahan diri lebih lama dan tidak tahu sampai kapan harus mencoba untuk tidak saling mencium.

“Karena, kau masih temanku. Tidak pantas rasanya aku menciummu saat ini.” Ujar Lisa, mengusap pipi Chaeyoung membuat gadis pirang itu menyandarkan pipinya di telapak tangan Lisa sembari memejamkan mata.

“Beberapa teman terkadang bisa saling mencium. Kau tak pernah mendengar itu?” Tanya Chaeyoung, tangannya meraih kerah baju Lisa, meminta gadis itu agar lebih dekat dengannya.

“Seperti kau dan Jennie?” Tanya Lisa bercanda, terkekeh.

Tapi rupanya, hal itu membuat Chaeyoung cemberut, dirinya mendorong dada Lisa menjauh.

“Apa kau belum memaafkan kami soal itu?” Tanya Chaeyoung, nadanya berubah menjadi sedih.

Lisa seketika menyesal sudah bercanda tentang itu. Dengan siku bersandar di meja, Lisa memperhatikan gadis cantik di sampingnya ini. Terkadang dia bertanya, mengapa Chaeyoung masih mau mendekatinya padahal dia pun sudah menyakitinya.

Meskipun, Lisa tak ingin menyakiti mantan pacarnya itu. Seandainya saja, semudah itu melupakan perasaannya yang terluka, dia sangat ingin Chaeyoung kembali menjadi miliknya. Sayang sekali, perasaan takut itu sulit di hilangkan.

“Aku bahagia.” Ujar Lisa tiba-tiba membuat Chaeyoung menoleh ke arahnya. Bingung dengan ucapannya.

“Apa yang membuatmu bahagia?” Tanya Chaeyoung.

If You || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang