23. Mengungkapkan

956 168 54
                                    

Hmmm, mentang mentang udah gak pernah di ingetin buat vote sama komen, udah pada males vote komen ya kelean.

Awas aja, author mo pundung hiatus lagi aja! 😈

.
.

Lisa menunduk semakin dalam, tak ingin sekali pun dia menatap ke arah Chaeyoung meski helaan nafas terdengar terus menerus dari wanita itu.

“Aku mengakui, awal mula aku mendekatimu karena aku melakukan taruhan dengan teman-temanku.”

Seperti seseorang menombak hatinya dengan tepat, Lisa merasakan nafasnya berhenti untuk sesaat. Dia tercekat, tapi masih tidak berani menatap Chaeyoung.

“Tapi semuanya berubah untukku. Aku baru menyadari perasaanku baru-baru ini, karena aku merasa kehilanganmu. Aku tahu, bahwa kau bukanlah seseorang yang ingin aku pertaruhkan. Di awal kita kencan, aku sudah menyukaimu, Lisa. Tidak peduli bahwa aku menegaskan aku tidak suka padamu, itu semua bohong. Aku menyukaimu, dan aku sangat takut kehilanganmu. Apakah kau ingat berapa lama kita harus menunggu sampai kita benar-benar melakukan seks untuk pertama kalinya?”

Ada jeda sesaat ketika Chaeyoung menjelaskan itu.

“Atau saat aku meyakinkanmu saat itu, ketika kau ragu dengan perasaanku dan di situ pertama kali aku menciummu. Itu bukan karena aku takut kau mengetahui soal rumor taruhan, tapi karena aku sungguh memiliki perasaan padamu. Sehingga aku benci memikirkan kemungkinan kau memiliki perasaan ragu padaku.”

Lisa mengingat saat-saat itu. Ketika dia pertama kalinya mendengar soal putusnya Suzy dan Chaeyoung karena taruhan. Beberapa orang sudah pernah mengingatkannya, tetapi dia memilih untuk percaya pada Chaeyoung. Karena, dia melihat ketulusan itu.

“Aku untuk pertama kalinya rela menunggumu siap untuk melakukan seks pertama kalinya. Jika di pikir lagi, aku tidak pernah mau menunggu. Tapi? Aku melakukannya untukmu. Karena kau sangat spesial untukku. Karena aku juga ingin itu sangat spesial untukmu.”
“Itu tidak mengubah fakta bahwa kau memainkan perasaanku, Chaeyoung.” Ujar Lisa, akhirnya bersuara.

Chaeyoung mengangguk menyetujui. Ini memanglah salahnya karena dia yang bertaruh atas Lisa, atau dalam kasusnya ini dia bahkan mempertaruhkan hubungannya sendiri.

“Aku minta maaf telah menyakitimu karena ini. Kau mungkin membenciku karena aku bukan tipe orang yang menyadari perasaanku dengan cepat, aku juga bukan orang yang bisa mengungkapkan perasaanku.”

Itu karena kedua orang tua Chaeyoung tipe manusia yang kaku. Sejak kecil, Chaeyoung hanya di asuh oleh pengasuhnya. Kemudian, beranjak besar dia tumbuh sendirian sampai saat dia SMA, kedua orang tuanya lebih memilih tinggal di Paris, mengelola hotel di sana sementara dia sendirian di sini, hidup dengan hanya dengan uang tanpa kehadiran mereka.

“Jangan berpikir seperti itu Chaeyoung. Sedalam apa pun kau menyakitiku saat ini, aku tidak pernah bisa membencimu. Tapi, aku juga tidak tahu tentang perasaanku saat ini.” Ujar Lisa dan membuat Chaeyoung berusaha untuk tidak tersentak karena ketakutan yang muncul.

“Apa maksudnya dengan itu?” Tanya Chaeyoung.

Lisa duduk mendekat ke arah Chaeyoung. Perlahan, dia meraih tangan gadis pirang itu, mengusap punggung tangan Chaeyoung dengan lembut. Dia sangat mencintai Chaeyoung, sangat sangat mencintainya. Tapi, ini terlalu menyakitkan untuknya.

“Aku juga memikirkanmu sepanjang waktu dan terkadang aku bertanya, mengapa kau melakukan ini? Atau, mengapa harus aku yang menjadi incaran kalian? Apakah karena aku seorang kutu buku yang di benci oleh banyak orang?”

Air mata Chaeyoung sudah membasahi pipi saat Lisa mengatakan setiap perkataannya. Ketakutan semakin menekan dadanya.

“Kemudian aku berpikir, tapi mungkin jika kau tidak mendekatiku dengan alasan apa pun, aku tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya bahagia memiliki seseorang yang sangat berarti dalam hidupku. Aku tidak pernah tahu bagaimana perasaan bersemangat setiap aku memiliki kencan denganmu, atau saat perasaan tenang memiliki seseorang dalam pelukanku. Dalam hidupku, seseorang itu ialah kamu, Chaeyoung.”

If You || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang