38. Jangan menggoda

974 104 20
                                    

Chaeyoung menatap dirinya sendiri di depan cermin, percaya diri atas kecantikannya. Riasan sederhana, gaun putihnya yang anggun, beberapa perhiasan kecil menempel di badannya.

Senyumnya mengembang sempurna setelah dia membaca pesan bahwa sekitar 5 menit lagi, Lisa akan tiba di rumahnya.

Menuruni tangga, Chaeyeong semakin tersenyum mendapati kedua orang tuanya sama rapi dengannya. Ibunya sangat cantik, ayahnya tampan mengenakan jas hari ini.

"Ini putriku." Mason berseru bangga, memeluk putrinya hati-hati. Takut merusak gaun, riasan atau apa pun yang melekat di badan Chaeyeong.

"Kamu sangat tampan, ayah." Kata Chaeyeong memberi kecupan ringan di pipi Mason.

"Kita pergi sekarang?" Tanya Clare merangkul Chaeyeong di sisi lain.

"Tidak, Lisa sebentar lagi tiba. Aku akan pergi dengannya sementara ayah Lisa akan ikut di mobilmu." Jelas Chaeyeong, melirik ponselnya memastikan dia tak melewatkan pesan apa pun dari Lisa.

"Tentu... Tentu. Kalian tak pernah puas untuk terus bersama, kan?" Clare tentu saja tak akan melewatkan waktu untuk menggoda putrinya.

"Seperti kau bisa jauh dari ayah saja, bu. Kalian bahkan pergi hampir tiga tahun ke Paris karena tak ingin berpisah." Goda Chaeyeong bercanda sembari memutar matanya.

Semuanya telah kembali normal. Godaan itu tak pernah menyakiti Chaeyeong lagi. Kendati begitu, tetap saja di goda oleh putrinya sendiri seperti itu, senyum mereka langsung hilang.

Menyadari itu, Chaeyeong terkikik, merangkul kedua orang tuanya. Beruntung tubuhnya ini tinggi, belum lagi kini dia mengenakan sepatu yang tinggi.

Mempermudah Chaeyeong untuk merangkul kedua orang tuanya.

"Aku hanya bercanda. Ya ampun, ayolah! Aku mencintai kalian. Aku tak bermaksud menyinggung." Ujar Chaeyeong mencium pipi Mason dan Clare bergantian.

"Bisakah kita berfoto dulu sebelum kau dan Lisa pergi?" Tanya Mason, suaranya tegang.

Chaeyeong menyesal sudah menyinggung hal itu. Padahal malam ini sudah berjalan sangat baik menurutnya.

Menyalakan kembali ponselnya untuk mengambil foto bersama kedua orang tuanya, mereka semua berhenti saat mendengar suara mesin mobil dari luar.

Chaeyeong dengan semangat menyimpan kembali ponselnya, menatap kedua orang tuanya dengan senyum cerah.

"Itu pasti Lisa!" Ujar Chaeyeong senang.

"Benar. Temui gadismu! Kita bisa berfoto lebih lengkap." Suruh Clare.

Tanpa menunggu sang ibu mengulang perkataannya, Chaeyeong sangat bersemangat keluar dari rumahnya. Berlari dengan mudah, seolah dia tak mengenakan gaun atau pun sepatu ber-hak tinggi.

Melihat Lisa keluar dari mobilnya, Chaeyeong tak sempat memeriksa seperti apa penampilan Lisa ketika dia segera melompat ke pelukan Lisa.

Tentu saja Lisa cepat tanggap, lengannya yang kokoh memeluk Chaeyeong sebelum mereka berdua jatuh karena kencangnya wanita itu berlari ke arahnya.

"Hai juga untukmu, Chaeyeong." Marco terkekeh melihat kedua anak muda yang bersemangat itu.

Malu-malu menanggapi godaan itu, Chaeyeong pun melepaskan pelukan Lisa. Dia memberi pelukan sapaan untuk Marco dan tersenyum.

"Kami baru saja bersiap untuk mengambil foto. Aku ingin kau dan Lisa ikut berfoto dengan kami." Ujar Chaeyeong menatap Lisa.

Nafasnya tercekat melihat gaun yang telah Chaeyeong pilih itu ternyata sangat pas pada Lisa. Tentu saja, dia sudah melihat Lisa mengenakan gaun dengan warna yang sama.

If You || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang