Vote komen!!
.
.Mobilnya berhenti di ujung komplek, badannya tegak hanya memperhatikan mobil asing berhenti di depan rumah pacarnya. Harapannya, mobil itu antara milik Seulgi, Irene, atau pun Jennie.
Tentu saja, bukan. Chaeyoung keluar dari mobil itu tergesa-gesa, dan Suzy mengikutinya. Fakta itu saja sudah membuat perasaannya berantakan. Lisa berharap, Chaeyoung akan mengusirnya.
Lisa melirik dompet Chaeyoung yang terletak di sisi kemudi. Dia tak bisa menyalahkan pacarnya jika dia menyetujui untuk di antar pulang oleh orang lain. Lagi pula, dirinya pun sudah brengsek meninggalkan Chaeyoung begitu saja.
Apa yang dia harapkan?
Hampir saja Lisa kembali menyetir mobil untuk maju, dia terpaku. Matanya hampir tidak bisa berkedip ketika Suzy dengan berani mencium bibir pacarnya.
Chaeyoung menahannya, beberapa detik. Mungkin terlalu terkejut karena gerakan itu. Itu bukan jenis ciuman putus asa seperti yang dia lihat saat Chaeyoung mencium Jennie.
Nafasnya tersendat di tenggorokan, tubuhnya menjadi kaku, seperti nyaris kehilangan nyawanya sendiri memikirkan berapa banyak orang yang sudah mencium pacarnya.
Yang dia ketahui saat ini, dua orang berbeda sudah mencium pacarnya selama mereka masih berhubungan.
Rasa tidak aman, takut jika Chaeyoung mungkin akan menikmati ciuman dari orang lain dari pada yang seharusnya sangat mengganggu.
Chaeyoung mendorong wanita itu tak lama kemudian, dan pergi ke rumahnya dengan marah. Lisa melihat mantannya juga tampak marah saat masuk ke dalam mobil dan pergi dari rumah Chaeyoung.
Lisa bersandar, meletakkan kacamatanya ke dashboard, matanya terpejam. Hal-hal tentang Chaeyoung, membuatnya berantakan. Ada perasaan takut kehilangan tetapi juga ragu pada perasaan wanita itu.Apakah... Chaeyoung sungguh berkencan dengannya? Apakah Chaeyoung memiliki perasaan padanya?
Rasanya, Lisa menjadi penjahat dalam hubungan ini. Pacar apa yang meragukan pasangannya sendiri? Meninggalkannya pergi begitu saja dan membiarkan pacarnya pulang di antar mantannya?
Hanya karena perasaan tidak aman.
Selama 30 menit Lisa menimbang antara baik dan buruk perasaannya, dia akhirnya melajukan mobilnya ke rumah Chaeyoung. Seperti biasa, rumahnya minim penerangan.
Mengenakan kacamatanya lagi, Lisa pun keluar dari mobilnya setelah membawa ponsel serta dompet Chaeyoung. Dia mengetuk pintu, tidak berani masuk begitu saja ke dalam rumah pacarnya.
“Pergi! Aku tidak ingin di ganggu!” Pekik Chaeyoung dari dalam rumah.
Suaranya yang serak membuat Lisa semakin merasa bersalah. Pacarnya menangis sendirian.
“Chaeng...” Lisa memanggil, nafasnya lemah dan menunduk. “Maafkan aku, aku sudah—“
“Lisa!”
Sedetik kemudian, pintu terbuka memperlihatkan Chaeyoung yang masih mengenakan pakaian dari kencannya tadi. Hanya saja rambut dan riasannya berantakan.
Wanita pirang itu seolah lega melihat kehadiran Lisa dan dengan cepat memeluk Lisa dalam pelukan erat. Terisak, wajahnya tersembunyi di ceruk leher Lisa.
Lisa membalas pelukan itu dengan lembut, mengusap punggung Chaeyoung yang bergetar. Pacarnya kembali menangis, itu menyakitinya juga.
“Maafkan aku sudah brengsek karena meninggalkanmu.” Ujar Lisa dengan suara pelan.
“Jangan bicara, tolong. Peluk aku. Aku butuh kepastian bahwa kau sungguh ada di sini.” Ujar Chaeyoung, semakin menyembunyikan wajahnya di leher Lisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/335282414-288-k149514.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
If You || CHAELISA ✅
Fanfiction[M] Lisa mudah percaya dengan apa yang dia lihat bukan dari apa yang dia dengar. Sedangkan Chaeyoung membenci segala sesuatu apapun yang berhubungan dengan perasaan. Cinta Chaeyoung hanyalah materi. Sampai sekelompok temannya meminta dia untuk mela...