7. JELEK!

1.3K 181 37
                                    

Sejujurnya lagi kurang semangat nulis, jadi kalau feelnya kurang dapet maaf banget ya.

.
.
.

"Lisa, apa yang..." Ayahnya, Marco, tidak bisa berkata-kata saat dia masuk ke dalam kamar anaknya.

Terkejut adalah kata-kata yang meremehkan. Karena faktanya, Marco menganga ketika dia melihat penampilan putri satu-satunya itu.

Rambutnya yang panjang telah hilang, berubah menjadi pendek sebahu. Kacamata nya telah hilang, dan ketika dia melihat mata Lisa, dia sadar bahwa putrinya menggunakan softlens untuk mengganti kacamatanya.

Penampilannya jauh berbeda. Marco ingat, putrinya sangat tidak nyaman dengan menggunakan baju yang terbuka. Tapi sekarang Lisa menggunakan halter crop top yang sangat terbuka dan memperlihatkan punggungnya, celana jeans yang tidak pernah mau Lisa kenakan, sampai sepatu boots yang pernah Marco beli.

Ini sangat bukan Lisa.

"Dad, bagaimana penampilanku?" Tanya Lisa berjalan ke lemari untuk melihat mantel yang akan dia kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dad, bagaimana penampilanku?" Tanya Lisa berjalan ke lemari untuk melihat mantel yang akan dia kenakan.

"Sangat cantik, aku rasa kau akan pergi ke suatu tempat?" Tanya Marco bersandar di sisi ranjang Lisa.

"Temanku mengadakan pesta." Lisa mengambil mantel kulit berwarna hitam untuk menutupi kulitnya yang berbuka.

"Pesta? Ya Tuhan, akhirnya! Kau akan pergi ke pesta juga ya setelah sekian lama." Marco terkekeh.

Lisa memperhatikan Marco yang ternyata sudah berpakaian rapi. Sambil menambah perhiasan di tangannya, Lisa menatap Marco dari cermin.

"Apa kau akan pergi, dad? Kau terlihat rapi. Tunggu, kau tidak punya kencan dengan seseorang kan?" Tuding Lisa segera berbalik menatap Marco dengan mata menyipit.

"Ya ampun, aku tidak akan bisa pergi untuk kencan karena memiliki putri yang posesif. Jadi, tidak. Bukan kencan. Tapi, ya, keluargaku.."

Melihat wajah Marco yang jatuh, Lisa langsung mengerti apa maksudnya. Menambah jam tangan untuk sentuhan akhir, Lisa berjalan ke arah ayahnya.

"Mereka ada di sini? Siapa saja sekarang?" Tanya Lisa berusaha untuk tidak mengeluarkan nada sedihnya.

"Nenek, tante dan om, juga kedua anaknya."

Lisa melihat jam tangannya. Sebentar lagi pesta Tzuyu akan di mulai. Kembali melihat Marco, dia pun meraih tangan ayahnya.

"Kau ingin aku datang juga ke pertemuan keluarga ini?" Tanya Lisa dengan lembut.

"Aku tidak ingin merusak harimu, tapi, ya, nenekmu sudah memaksaku untuk membawamu ke tempat yang dia tentukan." Ujar Marco dengan tak enak hati.

Marco sungguh tidak ingin anaknya harus bertemu dengan keluarganya. Dia tak ingin putrinya merasa minder untuk yang kesekian kalinya karena ucapan keluarganya.

If You || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang