13. Tetap

1K 148 22
                                    

JANGAN MENUNGGU KARMA

BELUM TENTU ADA.

.
.
.

Chaeyoung banyak diam, lebih memperhatikan antara Lisa dan ayahnya. Benak Lisa bertanya dan sangat ingin tahu apa yang dia pikirkan. Senyum Chaeyoung akan tumbuh ketika ayah Lisa bertanya, kemudian matanya jatuh ketika Marco tidak memperhatikan.

Setidaknya, Lisa tidak banyak bertanya daripada harus menyinggung perasaan Chaeyoung. Sebaliknya, dia berusaha membuat sang ayah terus berinteraksi dengan Chaeyoung. Tak di sangka, pacarnya itu membuat kejutan menyenangkan dengan keakrabannya dengan Marco.

Mereka main kartu setelah makan. Dengan dua lawan satu. Chaeyoung memihak ayahnya, Lisa tidak terkejut. Mereka menyerangnya dengan ledekan. Mereka semua banyak tertawa hari itu, tidak ada yang membahagiakan bagi Lisa selain melihat kedua orang yang dia cintai menjadi akrab. Semakin dia memiliki banyak waktu dengan Chaeyoung, semakin Lisa memiliki alasan mengapa dirinya sangat mencintai wanita itu.

Bukan karena Chaeyoung telah mengambil hatinya, tetapi dia berhasil membuat suasana rumahnya berubah. Lisa dan ayahnya sudah sangat lama tidak pernah tertawa lepas seperti ini. Ayahnya sibuk dengan pekerjaannya, mereka hanya berinteraksi lewat ponsel dan bertemu membicarakan sedikit percakapan. Hubungan mereka memang tidak dingin, tetapi tidak sehangat itu.

Chaeyoung berhasil membuat ayahnya tertawa terbahak-bahak dengan pembahasan yang konyol. Tentang film, olahraga, memasak juga tak luput dari pembahasan kedua orang favoritnya itu. Dia mengambil hati ayahnya juga, itu pasti.

Lisa telah pergi ke kamar dan mengganti dengan celana pendek. Menanggalkan semuanya, menyisakan bra olahraga. Tepat saat itu, Chaeyoung masuk ke dalam kamar dengan wajah berseri-seri. Dia langsung memeluk Lisa begitu dia menutup pintu.

“Kamu sangat bahagia hari ini.” Kata Lisa, senang sekali mendengar suara Chaeyeoung yang terkikik.

“Aku suka ayahmu, dia sangat menyenangkan.”

Lisa menjauhkan kepala untuk menatap matanya.

“Ya? Apakah sebentar lagi kamu akan menjadi ibu tiriku?” Tanya Lisa menggodanya.

“Lisa!” Chaeyoung memukul dada Lisa yang terbuka kemudian mundur, menatapnya dan menyeringai saat matanya menjelajahi tubuh pacarnya, berhenti di perut Lisa yang terbuka. “Mengapa kamu bersiap untuk telanjang?”

“Sangat cabul,” Kata Lisa menggelengkan kepala dan mengeluarkan kaus tipis olahraga yang lain dan celana pendek dari lemari.

“Mau menyalahkanku ketika pacarku berdiri dengan bra dan celana ini?” Tanya Chaeyoung, menyeringai sambil menangkup payudara Lisa, membuat nafas Lisa menjadi berat dengan cepat.

“Ganti pakaian lagi. Ayo kita olahraga.” Kata Lisa, menghentikan tangan Chaeyoung bermain di payudaranya.

“Olahraga?”

Lisa tidak pergi belajar dengan Jisoo hari ini, yang seharusnya di lakukan. Sahabatnya itu mengerti apa yang sedang terjadi pada ayahnya dan membiarkan dia menghabiskan waktu dengan Marco. Tetapi, sekarang setelah beberapa jam dengan sang ayah, Lisa berpikir apa salahnya pergi olahraga, bersama Chaeyoung.

“Kamu yakin kamu ingin olahraga?”

Itu dia lagi. Nada menggoda yang membuat Lisa teralihkan.

“Chaeng – “

Lisa memberinya tatapan peringatan, segera wajahnya berubah cemberut dan dia berbalik. Melepaskan celananya di depan Lisa. Mau tak mau, Lisa mengingat sensasi saat menyentuh pantatnya atau saat Chaeyoung berlutut, membuka lebar pantatnya dan vaginanya. Ya Tuhan, Chaeyoung pasti sudah membangkitkan monster seks dalam diri dia.

If You || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang