39. Bukan rayuan

782 108 29
                                    

Lisa tak bisa menahan tawanya ketika Jennie dan Jisoo bertingkah sangat bodoh dalam urusan menari. Jisoo yang kaku, dengan Jennie yang pemarah sulit di satukan.

"Mereka sangat bahagia, kan?" Lisa terkekeh, menatap Chaeyeong yang sudah mengambil minuman di tangannya.

Tak bisa untuk tak setuju ketika mata kalian tertuju pada Jennie dan Jisoo. Keduanya memang kerap bertengkar, apalagi Jennie sering kali memberi tatapan maut, marah dan kesal setiap Jisoo melakukan sedikit kesalahan.

Tapi mereka saling mencintai. Itu terlihat jelas.

"Mereka bersama, sudah pasti mereka bahagia. Meskipun Jennie agak Menyebalkan." Chaeyeong langsung menyetujuinya.

Tangan Lisa meraih jemari Chaeyeong, menyatukannya. Satu tangannya lagi meraih gelas yang Chaeyeong pegang agar dia bisa memegang kedua tangan gadis pirang itu.

"Sama sepertimu." Ujar Lisa setengah tersenyum.

"Aku menyebalkan?" Tanya Chaeyeong tak setuju.

"Seperti Jennie, kamu juga sering sekali mudah marah. Apa kamu akan menolak fakta itu?" Lisa menantang dengan satu alis terangkat, tetapi senyumnya masih lembut.

"Kamu mengeluh tentang itu?"

Kepala Chaeyeong turun ke bawah. Tetapi tak sampai 30 detik kemudian, Lisa menarik dagu Chaeyeong sehingga tatapan mereka bertemu.

"Tidak sama sekali. Terkadang, aku menemukan sikapmu yang pemarah dan cemburu itu sangat manis." Lisa menangkup rahangnya, ibu jarinya dengan lembut mengelus tulang pipinya.

"Sial, aku sangat ingin menciummu saat ini." Bisik Chaeyeong bersandar di telapak tangan Lisa.

Dia berharap malam ini terlewatkan begitu saja. Chaeyeong sangat berharap, dia memiliki Lisa untuk dirinya sendiri. Bukan berada di antara siswa lain yang beberapa melirik ke arahnya atau Lisa. Dia tahu, malam ini Lisa sangat jauh berbeda. Penampilan gadis itu banyak mengejutkan banyak murid.

Chaeyeong juga tidak buta. Jika saja dia tak berada di sisi Lisa sepanjang acara malam ini, sudah pasti satu atau dua gadis telah menggoda Lisa terang-terangan.

"Ingin menari denganku?" Tawar Lisa, mengeratkan genggaman tangannya.

"Tentu."

Lisa membawanya ke sekumpulan murid yang tampak memadu kasih dengan pasangannya masing-masing. Berbagi pandangan, senyuman tulus, serta pelukan hangat.

Mata Chaeyeong masih menjelajah ketika tangannya di tarik menuju leher Lisa sementara tangan Lisa melingkar di pinggangnya, menariknya sedekat mungkin.

Mereka tak membutuhkan jarak, yang ada Lisa membuat tubuh depan mereka saling menempel. Berapa gadis yang cemburu dengan posisinya saat ini tak di pedulikan.

"Apa aku sudah mengatakan bahwa kau sangat cantik malam ini?" Lisa bertanya, tubuh mereka mulai selaras dengan lagu yang mengalun lembut di telinga.

"Aku pikir kamu sudah mengatakannya." Wajah Chaeyeong memerah membuat tangan Lisa memeluk erat pinggangnya.

"Benar. Tapi aku tidak bosan mengatakannya, karena kamu sungguh cantik, Chaeyeong. Bukan hanya malam ini, hanya saja malam ini kamu membuatku kewalahan dengan kecantikanmu itu."

Pembicara yang hebat, Chaeyeong sangat ingin mengakui itu dengan jelas. Tetapi dia tentu tak mengatakan itu, karena saat dia menatap mata Lisa, dia langsung tahu Lisa mengatakan yang sebenarnya.

"Kamu mencoba merayuku malam ini?" Tanya Chaeyeong mencoba bercanda untuk menutupi kegugupannya.

"Terdengar seperti merayu?" Lisa terkekeh.

If You || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang