Vote komen jangan lupa
.
.
.Satu minggu rasanya berlalu dengan cepat. Chaeyoung berencana untuk menghabiskan waktu dengan Lisa lagi di akhir pekan ini. Tidak cukup dengan satu hari, dia akan menyuruh Lisa menginap sampai minggu malam.
Sejujurnya, ada ketakutan dan kepanikan yang Chaeyoung sembunyikan rapat-rapat. Pacarnya itu akhir-akhir ini sering sekali membahas Jennie, dan dia mulai khawatir.
Apakah Lisa mengetahui sesuatu tentangnya? Ya Tuhan, dia gila memikirkan itu sepanjang hari.
Untungnya, sejak akhir pekan ini, Lisa tidak membahas lagi tentang Jennie. Dia bisa sedikit tenang.
“Kita tidak bisa nongkrong terus seperti ini.” Lisa cemberut, menyimpan ponselnya di saku.
Mereka sedang makan di salah satu restoran yang terletak di tengah kota. Akhir pekan, selalu ramai terlebih di malam hari.
“Apa? Tapi kenapa? Bukannya menyenangkan menghabiskan waktu bersama tanpa gangguan di akhir pekan?”
Lisa masih cemberut, yang tidak biasa di lihat oleh Chaeyoung. Tidak biasanya pacarnya itu cemberut, karena menghabiskan waktu dengannya.
Tentu saja, kepanikan itu mulai muncul lagi. Apakah Lisa sudah tidak ingin menghabiskan waktu dengannya?
Apa dia sudah bosan dengannya? Yang paling mengerikan, apakah Lisa ingin menjauh darinya?
“Lisa, ada apa?” Chaeyoung bertanya, raut wajahnya berubah panik.
“Kita sebentar lagi ujian.”
Untungnya, Lisa tidak menyadari kepanikan Chaeyoung, pikirannya tampak masih melayang entah ke mana. Jawaban itu menyelamatkan Chaeyoung dari kepanikan.
“Oh,” Chaeyoung merespons cepat.
“Ya! Dan kita tidak boleh santai dan nongkrong seperti ini.” Ujar Lisa. Matanya kembali beralih ke ponsel, mengetikkan sesuatu dengan marah.
“Hanya akhir pekan. Kenapa kamu sangat marah, Lisa?” Tanya Chaeyoung dengan nada jengkel.
Mau tak mau, Chaeyoung merasa tersinggung. Dia merasa Lisa tidak ingin menghabiskan waktu dengannya.
“Ya Tuhan, kita akan menghadapi ujian, Chaeyoung.” Lisa mengerang.
Chaeyoung mendengus, nama lengkapnya di sebut jika Lisa sedang marah dan dia tak suka. Dia tidak melakukan kesalahan sehingga membuat wanita di depannya itu marah.
“Dan itu satu bulan lagi, kenapa harus merasa stress?”
“Tepat! Satu bulan lagi. Kita tidak bisa santai-santai. Nongkrong seperti ini tidak ada gunanya.” Lisa meninggikan suaranya tanpa sadar.
Mata Chaeyoung melebar, tersinggung pada apa yang Lisa katakan.
“Bagus, jadi sekarang kamu marah karena ujian sebentar lagi dan kamu tidak ingin menghabiskan waktu denganku? Oke, pergi saja kalau begitu! Mengapa repot-repot setuju dengan ajakanku?”
Dengan nada terluka itu, Lisa tampaknya sadar dengan apa yang terjadi. Matanya terangkat, segera wajahnya bersalah melihat Chaeyoung tersinggung dengan perkataannya.
“Ya Tuhan, maafkan aku menjadi bajingan.” Ujar Lisa, suaranya berubah rendah. Dia mencoba meraih tangan Chaeyoung.
“Benar? Kamu mengakui bahwa kamu bajingan. Sekarang, pergilah!” Ujar Chaeyoung yang terlanjur kesal.
“Chaeng, jangan seperti ini.” Pinta Lisa.
“Dan sekarang kamu baru memanggilku chaeng? Kamu sungguh bajingan, Lisa!”
KAMU SEDANG MEMBACA
If You || CHAELISA ✅
Fanfiction[M] Lisa mudah percaya dengan apa yang dia lihat bukan dari apa yang dia dengar. Sedangkan Chaeyoung membenci segala sesuatu apapun yang berhubungan dengan perasaan. Cinta Chaeyoung hanyalah materi. Sampai sekelompok temannya meminta dia untuk mela...