31. Bukan masalah

883 141 66
                                    

Gak tau mau ngomong apa, cuma mau ingetin jangan lupa vote komen aja.

Thank u...

Gak kok, kalau bab ini gak bikin kesel. Jadi, selamat membaca lagi!

.
.
.

Rasanya lebih lama dari yang terbayangkan meski sebenarnya Lisa baru berdiri di depan rumah sederhana itu beberapa menit, menunggu pemilik rumah membuka pintu.

Suzy, Lisa mendengus. Menguatkan dirinya sendiri saat ini. Tak ada lagi serangan panik seperti yang terjadi semalam, dengan bangun di kamar mandi, tak ada yang menyadari kondisinya sama sekali.

Lisa akan mengabaikan itu dan menunggu. Suzy akhirnya membuka pintu untuk Lisa dengan bra olahraganya serta celana pendek. Bercak merah di leher, di perut, di dekat payudaranya, bahkan di sekitar pahanya, rambut berantakan. Itu sudah menjelaskan semuanya.

“Di mana Chaeyoung?” Tanya Lisa, masuk begitu saja ke dalam rumah.

“Maaf aku menghubungimu. Sebenarnya aku tidak ingin, tapi aku harus pergi bekerja. Rasanya tidak mungkin meninggalkan dia sampai malam, meski jika di pikir lagi itu bisa jadi menyenangkan, kan?” Ujar Suzy, tanpa perlu di lihat lagi Lisa tahu wajah wanita itu memiliki seringai lebar, tentu mengejeknya.

“Ini kamarmu?” Tanya Lisa, tanpa menunggu jawaban, dia pun membuka pintu.

Dia melihat Chaeyoung masih tertidur, tampak enggan untuk bangun pagi ini. Lisa menutup pintu kamar Suzy begitu saja dan mendekat.

Menyingkap selimut yang menutupi tubuh gadis pirang itu, Lisa hanya bisa terdiam. Kondisi Chaeyoung tidak jauh berbeda dari apa yang dia lihat pada Suzy.

“Kau pasti menghabiskan malam yang luar biasa, bukan?” Lisa terkekeh saat duduk di samping Chaeyoung.

Gadis itu masih pingsan, jadi Lisa berinisiatif untuk mengurus Chaeyoung. Dengan lembut, dia pun memakaikan baju yang sudah dia bawa pada Chaeyoung. Mencari baju kotor yang mungkin di lempar oleh Suzy atau Chaeyoung semalam, entahlah.

Setelah memasukkan baju kotor Chaeyoung ke kantong yang di bawanya, Lisa merapikan rambut Chaeyoung yang berantakan dengan sisir. Merapatkan jaket di tubuh Chaeyoung agar tertutup sempurna lalu menggendongnya ala koala, seperti yang selalu gadis itu sukai.

“Aku akan membawanya pulang.” Ujar Lisa ketika dia berjalan bertemu dengan Suzy di ruang tamu.

“Lisa, maafkan aku. Semalam, kami... Terlalu bersemangat. Aku terlalu banyak memberi tanda di tubuhnya.” Ujar Suzy, seolah sangat menyesal.

Tapi Lisa bisa melihat seringai wanita itu. Suzy menikmatinya. Menikmati cara Lisa yang menahan amarahnya saat ini.

“Aku melihatnya. Tidak apa-apa. Kalian mabuk, tidak sadar. Ya, setidaknya aku tahu Chaeyoung mabuk. Jadi, itu bukan masalah untukku.” Ujar Lisa dengan tenang.

Wajah Suzy langsung jatuh. Tak berharap Lisa akan setenang itu. Tentu saja, Lisa tak akan memperlihatkan kekesalannya saat ini meski yang ingin dia lakukan adalah menghabisi Suzy habis-habisan.

“Kau tidak marah?” Tanya Suzy.

“Katakan saja pada Taehyung. Lakukan semaunya. Untuk membuatku marah, kesal atau cemburu atas apa yang Chaeyoung lakukan. Tapi, tidak. Aku tidak akan membiarkan dia merasa puas telah merencanakan ini. Kalian tahu? Rencana kalian terlalu murahan.” Ujar Lisa. Setelah itu, dia pergi dari rumah Suzy.

Memastikan Chaeyoung duduk dengan nyaman di tempatnya, Lisa pun melajukan mobilnya pergi menuju rumah Chaeyoung. Ketika hampir tiba di rumah mantannya, wanita itu mengerang.

If You || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang