25. Marah dan marah lagi

1K 166 52
                                    

Aku gak pernah bosen ngingetin kalian untuk terus vote dan komen ya temen temen.

Ayo tinggal klik, ketik untuk komen cerita ini. Gak sulit kok hehe :)

.
.

Mengetuk pintu menjadi sulit saat Chaeyoung berada di pangkuan Lisa. Tetapi dia berhasil mengetuk, secepat itu juga Clare membuka pintu.

“Ya ampun, apa yang terjadi dengan putriku?” Tanya Clare khawatir.

Lisa mencoba menurunkan Chaeyoung dari pangkuannya. Namun masih dengan mata terpejam, Chaeyoung merengek dalam tidurnya, memeluk leher Lisa dengan erat. Enggan melepaskan Lisa sedikit pun.

“Dia... mabuk. Aku melihat dia di rumah Jennie.” Ujar Lisa dengan senyum kaku. Tentu saja, ini bukan keinginannya untuk bertemu dengan Ibu dari Chaeyoung di situasi seperti ini.

“Mengapa dia bisa mabuk? Eh, ayo, ayo masuk. Bawa dia ke kamarnya. Aku akan menuntunmu.” Ujar Clare, tidak berpikir sama sekali jika Lisa sudah mengetahui letak kamar di rumah ini.

Lisa tidak mengatakan apa-apa, membawa Chaeyoung ke dalam kamar dan membaringkannya di tempat tidur. Saat Chaeyoung merengek, Lisa mengusap lembut pipi Chaeyoung sampai gadis pirang itu kembali tenang.

“Aku rasa... aku akan pulang.” Ujar Lisa, menggaruk pipinya yang tidak gatal. Bingung harus bersikap seperti apa di depan Clare.

“Tidak, jangan. Jika kau pergi, mungkin Chaeyoung akan kembali marah pada kami. Kau bisa menginap. Aku tidak tega melihat dia terus merengek saat kau melepaskan pelukannya.” Ujar Clare, masuk ke dalam kamar untuk mengambil baju tidur Chaeyoung.

Memberi pakaian itu pada Lisa, sontak saja mata Lisa membulat dan dia mundur. Clare tertawa kecil melihat reaksi itu. Dasar anak SMA, masih terlalu pemalu.

“Kau bisa mengganti pakaiannya.” Ujar Lisa.

Pandangan Clare terarah pada sesuatu yang membuatnya tersenyum, lalu Lisa mengikuti pandangan Clare. Dia meringis, melihat Chaeyoung memasang foto mereka yang sedang berciuman di samping tempat tidur.

“Aku rasa kau bukan hanya sekedar temannya, melihat cara dia sangat menempel padamu, kan?” Clare menggodanya, memberi pakaian Chaeyoung ke Lisa begitu saja.

“Maafkan aku.” Lisa bergumam, menunduk karena malu.

“Jangan, tidak masalah. Tolong, ganti pakaian Chaeyoung dan ambil pakaian yang membuatmu nyaman untuk tidur. Aku akan meninggalkan kalian berdua.” Ujar Clare, mengusap rambut Lisa sambil berjalan ke arah pintu.

“Selamat malam, Bibi Clare.” Ujar Lisa dengan sopan.

Sebelum menutup pintu, Clare menatap Lisa lagi dengan senyum lembutnya.

“Ingat, tidur. Jangan lakukan suatu hal. Kami ada di kamar sebelah, kau mengerti kan?” Ujar Clare kembali menggoda Lisa. Tertawa puas melihat wajah Lisa yang merah padam, lalu dia menutup pintu.

Lisa meringis, merasa malu di goda seperti itu oleh Ibu Chaeyoung. Lalu, dia menatap mantannya itu. Mengapa juga, Chaeyoung memasang foto berciuman seperti itu? Seperti tidak ada foto yang lebih normal lagi saja.

**

Rasanya, Lisa baru saja tertidur nyenyak saat dia merasakan tangan seseorang mengusap rahangnya. Tentu, dirinya dengan cepat sadar siapa yang melakukan itu. Lisa mengangkat tangannya, menahan Chaeyoung terus mengusapnya.

“Ternyata kau sudah bangun.” Ujar Chaeyoung terkikik membuat mata Lisa terbuka, lalu menyipit ke arah Chaeyoung.

“Apa kau masih mabuk?” Tanya Lisa, karena dirinya mengingat seberapa jauh hubungan mereka sebelumnya.

If You || CHAELISA ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang