Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!
Happy reading
.
.
.Saat ini, Jeanna tengah duduk berhadapan dengan sang opa di ruang kerjanya. Tadi setelah sarapan, sang opa memintanya untuk datang ke ruang kerja nya dan sekarang disini lah Jeanna berada.
Selama 15 menit Jeanna berada di ruangan ini, kedua orang itu belum juga membuka suara satu sama lain. Sebenarnya Jeanna cukup jenuh dengan suasana ini, namun bagaimana lagi. Jeanna masih enggan memulai percakapan dengan sang opa karena masalah minggu lalu.
Masalah di mana sang opa yang menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya dengan dalih demi masa depannya.
Jeanna tau, niat baik sang opa. Namun hal itu cukup menggores harga dirinya. Jeanna merasa terhina karena telah menjadi aib di keluarga besar mereka, walaupun kenyataan memang demikian. Tapi– ah sudah lah, Jeanna pusing memikirkannya.
Apakah salah jika Jeanna ingin mempertahankan bayi dalam kandungannya? Jeanna hanya ingin menjaga titipan dari tubuh yang ditempati dengan cara mempertahankan calon anaknya!
Jeanna juga tidak akan menyangka jika efeknya akan sebesar ini, meskipun dia tidak mengerti mengapa respon tubuhnya menjadi terguncang hanya karena teriakan juga gertakan dari sang opa.
Bahkan oma dan auntynya tidak ingin memberitahukan apa penyebabnya dia bisa tantrum seperti itu. Bahkan sang oma hanya mengatakan bahwa Jeanna terlalu lelah dan banyak pikiran, itulah sebabnya hal ini sering terjadi pada ibu hamil
Keluarganya mana mungkin memberitahukan jika Jeanna mengalami trauma akut dan amnesia permanen karena insiden yang terjadi empat bulan lalu. Mereka hanya tidak ingin mengambil resiko terlalu besar pada Jeanna.
"Maaf," kata sang opa tiba-tiba, membuat Jeanna mendongak dan menatap sang opa dengan bingung.
Jeanna hanya bingung, disini seharusnya dia yang meminta maaf atas kesalahannya karena telah menjadi aib dengan mempertahankan anak yang ada di kandungannya dan membuat sang opa murka.
Melihat kebingungan sang cucu, Melvin menghembuskan nafas lelah.
"Opa minta maaf, karena tidak memikirkanmu dengan baik.”
Mendengar permintaan maaf itu, sontak mata Jeanna langsung berkaca-kaca. Dia tidak pernah menyangka bahwa opa-nya yang terkenal dingin itu akan meminta maaf padanya.
"Kenapa opa yang minta maaf hiks, seharusnya Jeanna yang meminta maaf karena telah membuat kekacauan dan menjadi aib bagi keluarga ini." Ucapnya dengan suara isak.
"Tidak sayang, opa yang salah karena tidak menanyakan kepadamu terlebih dahulu dan membuat keputusan secara sepihak. Opa hanya tidak ingin cucu opa di bully karena kehadiran bayi itu dan merusak masa depan mu. Opa tidak tega membayangkan akan hal itu terjadi." Kata Melvin menjelaskan.
Setelah mengatakan itu, Melvin menghampiri cucu kesayangannya dan memeluknya saat melihat Jeanna menangis dengan kepala tertunduk.
"Maafkan opa, Jeanna." Dengan menepuk pelan pundak Jeanna, berharap tangis cucunya itu mereda.
Setelah hampir 10 menit menenangkan sang cucu, Melvin kembali duduk di kursi kebesarannya dan menatap cucunya yang masih terlihat sembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]
Fanfiction⚠️⚠️⚠️ Disclaimer, cerita ini tidak diperuntukkan untuk usia di bawah umur || DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIASME!!! ⚠️⚠️⚠️ Yang tak pernah terpikirkan dalam benak gadis cantik itu kini menjadi hal mustahil yang ia alami. Clara Amberly Jensen, gadis...