Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!!!
Happy Reading
.
.
.Luxio memasuki kamar dan melangkahkan kakinya menuju ranjang, menatap Jeanna yang sedang tidur terlelap. Pria itu duduk di tepi ranjang dan mencium kening istrinya.
Tangannya terulur mengelus perut buncit istrinya. Hatinya selalu berdesir saat Luxio menyentuh perut buncit yang berisi calon anak mereka. Dia berharap anak-anaknya selalu tumbuh dengan baik di dalam sana.
Sejak mengetahui kabar kehamilan Jeanna beberapa waktu lalu, Luxio sangat bahagia. Karena penantiannya akan seorang anak terwujud dari seorang wanita yang dicintainya.
Meskipun awalnya apa yang dia lakukan pada Jeanna salah, namun Luxio tidak pernah berniat untuk meninggalkan Jeanna sama sekali.
Jeanna mengerjapkan matanya ketika merasakan elusan lembut di perutnya. Jeanna mendongak menatap Luxio yang sedang melamun sambil mengelus perutnya tanpa menyadari bahwa dia telah terbangun karena ulahnya.
Luxio tersentak merasakan pergerakan istrinya. Lalu menatap Jeanna yang berusaha duduk bersandar di headboard.
"Mengapa kau bangun?" Luxio menatap Jeanna yang hanya diam mengacuhkannya. Pria itu menghela nafas, mengerti jika istrinya sedang marah padanya karena sikap kasarnya tadi pagi.
"Maaf, aku salah. Tidak seharusnya aku memaksamu tadi pagi," Luxio menundukkan kepalanya ketika Jeanna menatap tidak minat kepadanya.
Namun saat akan kembali bicara, Luxio melihat Jeanna turun dari ranjang dengan tergesa dan masuk ke dalam kamar mandi tanpa menutup pintu kemudian terdengar suara muntahan di dalam sana.
Luxio menghampiri istrinya dan memijat tengkuk leher Jeanna yang masih terus memuntahkan makan malam yang tadi dimakannya.
"Masih mual?" Tanya Luxio, namun saat akan membersihkan mulut istrinya, Jeanna segera menghentikan pergerakannya.
"Jangan, ini kotor." Namun Luxio tidak menghiraukan perkataan Jeanna dan tetap membersihkan mulutnya dari sisa muntahan.
"Keluar Luxio." Jeanna berkata dengan lemah sambil berpegangan pada wastafel. Jeanna kembali menundukkan kepalanya memuntahkan isi perutnya meski yang keluar hanya cairan bening. Keringat dingin mulai membasahi baju hamil yang dikenakannya bahkan rambutnya mulai lepek karena keringat yang terus menetes mengenai dahinya.
Tubuhnya lemas saat Luxio kembali membersihkan wajah dan mulut Jeanna sebelum membersihkan sisa muntahan di wastafel kamar mandi.
"Merasa lebih baik?" Jeanna mengangguk lemah, wajahnya pucat dan kepalanya berdenyut-denyut karena pusing.
Luxio menggendong istrinya bridal style keluar dari kamar mandi dengan Jeanna membenamkan wajahnya di dada bidang Luxio dan melingkarkan kedua tangannya di leher pria itu.
Jeanna menghirup aroma tubuh Luxio, seketika rasa mualnya mulai mereda meskipun masih sedikit pusing.
Luxio membaringkan tubuh Jeanna di tempat tidur kemudian mengambil dress ibu hamil dan memberikannya kepada istrinya.
"Ganti pakaianmu dulu supaya kau tidak masuk angin." Jeanna mengambil dress hamil yang disodorkan padanya.
Kemudian Jeanna melepas dress hamilnya yang basah dengan bantuan Luxio. Sejenak pria itu terpaku melihat perubahan bentuk tubuh istrinya yang hanya mengenakan pakaian dalam.
Luxio menatap perut buncit istrinya yang sudah lama tidak disentuhnya secara langsung. Luxio ingin menyentuh perut Jeanna tanpa halangan kain, namun melihat mood istrinya yang menurun membuat Luxio mengurungkan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]
Fanfiction⚠️⚠️⚠️ Disclaimer, cerita ini tidak diperuntukkan untuk usia di bawah umur || DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIASME!!! ⚠️⚠️⚠️ Yang tak pernah terpikirkan dalam benak gadis cantik itu kini menjadi hal mustahil yang ia alami. Clara Amberly Jensen, gadis...