Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!
Happy Reading
.
.
."Aunty Val!" Seru Athea di lorong rumah sakit ketika atensinya melihat sahabat mamanya berjalan dari ujung lorong.
Gadis muda itu langsung berjalan mendekati Valerie, menggenggam tangannya dan mendapatkan tepukan lembut di punggungnya.
"Aunty dari mana?"
Athea melihat sekelilingnya, mencari seseorang yang mungkin datang bersama Valerie.
"Aunty baru saja dari di kantin, sayang."
"Sendirian?"
"Iya," jawab Valerie sembari menatap sosok pria tinggi di belakang Athea.
"Dia kekasihku, aunty." Ucapnya sambil melihat arah pandang wanita disampingnya itu. "Sayang, ini aunty Valerie sahabat mama yang pernah aku ceritakan." Dengan menarik tubuh sang kekasih ke hadapan Valerie.
"Salam kenal nyonya Walter, saya Felix kekasih dari Athea." Ucap Felix dengan sopan dan sedikit canggung, karena Felix tahu siapa wanita di depannya ini.
"Ah iya, salam kenal juga." Ucap Valerie dengan tersenyum tipis.
"Kau pasti ke sini ingin menjenguk Zeya, bukan?"
Mereka berjalan masuk ke dalam lift dan menekan tombol lantai 4.
"Athea turut bersedih dengan apa yang mereka alami semalam. Padahal sebelumnya, mereka baik-baik saja."
Valerie mengelus kepala Athea yang menunduk sedih.
"Tidak apa-apa, sayang. Semua ini bukan salahmu. Semuanya sudah menjadi takdir tuhan, karena tidak akan pernah bisa memprediksi apa yang akan kita alami di masa depan."
"Andai saja, mama tidak mengundang Jeanna dan yang lainnya. Mungkin kecelakaan itu tidak akan terjadi."
"Hei, tidak apa-apa. Ini bukan kesalahanmu dan tidak perlu menyalahkan dirimu atas kejadian ini." Kata Valerie menenangkan Athea.
Felix terdiam mendengar penuturan wanita paruh baya itu dengan menggenggam tangan sang kekasih, berusaha menenangkannya agar tidak menyalahkan dirinya sendiri.
Setelah pintu lift terbuka, ketiganya melihat para bodyguard yang berdiri di ketiga kamar tersebut.
Para bodyguard hampir saja memberikan salam hormat ketika melihat atasan mereka, jika tidak melihat isyarat yang diberikan oleh Felix.
Felix hanya tidak ingin mendapatkan pengusiran seperti yang dilakukan oleh Luxio semalam dan berakhir dengan kemarahan dari kekasihnya.
"Kalian ingin mampir ke kamar Jeanna dulu atau langsung ke kamar inap Zeya?" Tanya Valerie saat akan membuka pintu kamar inap anaknya.
"Athea ke kamar inap Zeya dulu aunty, nanti athea akan kesini sebelum pulang."
Mendapatkan jawaban tersebut, Valerie menganggukan kepalanya dan masuk ke dalam kamar inap anaknya.
Valerie melihat Bara yang tengah sibuk dengan laptop di pangkuannya tanpa menyadari bahwa keponakan yang telah menjadi anak mereka mulai menunjukkan tanda-tanda kesadarannya.
"Kau sudah sadar sayang." Valerie mendekati hospital bed Jeanna ketika melihat pergerakan anaknya.
Jeanna berusaha membuka matanya saat sinar matahari menyilaukan penglihatannya.
"A–air." Gumamnya lirih.
Valerie segera bergegas mengambil air putih yang ada di nakas dan mengarahkan sedotannya ke mulut Jeanna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]
Fanfiction⚠️⚠️⚠️ Disclaimer, cerita ini tidak diperuntukkan untuk usia di bawah umur || DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIASME!!! ⚠️⚠️⚠️ Yang tak pernah terpikirkan dalam benak gadis cantik itu kini menjadi hal mustahil yang ia alami. Clara Amberly Jensen, gadis...