Bab 20

67.5K 4.4K 100
                                    

Update sekarang aja deh, biar besok nggak usah up ✌🏻.

Vote dulu sebelum baca, bacanya pelan-pelan aja. Hehe

Typo bertebaran!!!!

Happy Reading
.
.
.

Jeanna melenguh dalam tidurnya ketika merasakan dirinya terbaring di atas ranjang. Tangannya meraba ke sisi nakas dan menyalakan lampu tidur, matanya yang mengantuk memandang sekeliling kamar yang gelap gulita.

Setelah lampu tidur di nakas menyala, Jeanna baru menyadari bahwa saat ini sudah berada di kamarnya.

Mungkin Zarro, kakak keduanya yang telah menggendongnya kemari saat dia tidur di dalam mobil waktu perjalanan pulang tadi.

Jantungnya kembali berdebar kencang ketika teringat sosok pria yang menatap tajam ke arah mobil yang ditumpanginya tadi sore.

Jeanna berusaha mengingat-ingat, merasa tidak asing dengan tatapan tajam itu. Namun karena tidak kunjung mengenalinya, Jeanna memilih untuk duduk bersandar pada headboard dan menatap jam yang menunjukkan pukul sepuluh malam. Kurang lebih dari enam jam Jeanna tertidur.

Entah mengapa, Jeanna merasa cepat lelah akhir-akhir ini. Tadi sebelum pulang, dia sempat memeriksakan kandungannya ke dokter Obgyn dan dokter tersebut mengatakan jika Jeanna tengah hamil anak kembar.

"Sehat terus ya sayang, mama akan terus menunggu kalian sampai kalian lahir," gumamnya lirih sambil mengelus perutnya yang sedikit membuncit dengan bahagia.

Siapa yang tidak akan bahagia jika dianugerahi oleh tuhan dua harta yang tak ternilai harganya seperti ini.

Jeanna berjanji dengan dirinya sendiri, akan menjaga anak yang tengah dikandungnya dengan sepenuh hati.

Jeanna terkekeh pelan saat perutnya berbunyi.

"Kalian lapar ya, sayang. Sabar ya, mama akan buatkan kalian makanan dulu."

Air liurnya seakan ingin menetes saat Jeanna membayangkan aroma khas dari makanan mie berkuah. Jeanna tau, bahwa itu tidak baik untuknya dan kandungannya. Namun rasa ngidamnya tidak bisa ditahan saat ini.

Menyingkap selimut yang menutupi kakinya, Jeanna turun dari kasur dan melangkahkan kakinya keluar kamar menuju dapur yang berada di lantai bawah.

"kau sedang apa sayang?" Tanya Lanny ketika melihat lampu dapur menyala dan cucunya berdiri di depan kompor entah apa yang sedang dilakukannya.

"Jeanna sedang membuat mie, oma." Sahut Jeanna saat sang oma mulai menatapnya tajam dengan dua bungkus mie yang sudah dibuka di samping kompor.

"Tapi mie tidak baik untukmu dan calon bayimu, sayang." Jelasnya agar Jeanna mengerti bahwa makanan instant itu tidak sehat untuknya.

Ketika akan mengambil alih makanan itu, Jeanna segera menghentikan pergerakan sang oma dan memegang erat sauce pan yang sudah terisi air dan menatap sang oma dengan tatapan memelas.

"Baik, hanya sekali dan tidak ada lain kali lagi," putusnya saat menatap wajah memelas Jeanna yang begitu lucu di matanya, Lanny tidak tega jika Jeanna sudah mulai mengidam seperti ini.

Sebisa mungkin Lanny dan seluruh anggota keluarganya berusaha semaksimal mungkin untuk menuruti hasrat ngidam Jeanna. Meskipun mereka sudah tau siapa ayah biologis dari janin yang dikandung Jeanna, namun mereka masih enggan untuk menyerahkan Jeanna kepada Luxio mengingat perlakuan kasarnya seminggu yang lalu di rumah sakit saat Jeanna berada di kamar inapnya sendirian.

Cup

"Terima kasih, oma." kata Jeanna dengan senang hati dan melanjutkan membuat mie instannya.

Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang