"Loh, adek mau kemana?" Jeanna menggoda anaknya yang tengah tersenyum cerah kepadanya.
Wanita itu tengah menyiapkan perlengkapan Kenneth yang akan di bawa oleh suaminya ke kantor.
Bayi gembul itu menangis saat lalu melihat sang ayah sudah siap dengan setelan kantornya dan karena Luxio yang tak tega melihat anaknya menangis keras seperti dua bulan lalu dan berakhir demam, akhirnya pria itu meminta istrinya untuk menggantikan pakaian Kenneth dengan style yang lebih nyaman di pakai.
"Kamu serius, mau bawa Kenneth ke kantor? Kamu kan belum publishin dia ke publik."
Jeanna menatap suaminya tengah menggendong dan menciumi pipi chubby itu hingga membuat anaknya itu tertawa renyah.
"Tak apa. Kamu tak perlu khawatir, sayang. Orang jagoan daddy senang ya di ajak kerja, iya!"
"Aaaaaaa..... aaaaaa"
Pria itu terkekeh gemas saat anaknya kembali berteriak heboh seolah menjawab pertanyaannya dan berjingkrak-jingkrak di gendongannya.
"Sayang, tak usah ikut daddy ya? Sama mommy aja, mommy khawatir nak"
Jeanna terus menggoda dengan mencoba mengambil alih anaknya dari gendongan sang suami, tapi bayi gembul itu malah memegang erat jas sang ayah membuat mereka terkekeh.
"Anak siapa sih ini, kok gemesin gini!" Wanita itu menciumi pipi gembul anaknya membuat pagi mereka begitu ceria.
"Anaknya daddy Luxio lah sayang, masa anaknya om Silas sih." Luxio sedikit cemberut saat mengatakan hal itu, pasalnya Kenneth begitu lengket dengan pamannya itu, kakak pertama Luxio. Membuat pria itu terkadang cemburu melihat kedekatan mereka.
Jeanna terkekeh akan ucapan suaminya dan menggelengkan kepalanya maklum.
Mereka berdua akhirnya keluar kamar dan turun ke bawah, mengingat mereka telah di tunggu yang lainnya di meja makan dengan Jeanna yang menenteng perlengkapan Kenneth serta membawa baby carrier di salah satu tangannya.
"Selamat pagi semua." Sapa Jeanna kepada semua orang.
"Selamat pagi adek Kenneth"
Jonathan sangat gembira saat adiknya itu duduk di sampingnya yang berada pada pangkuan Luxio, membuat Aderald dan Adeline cemburu karena sang adik tak berada pada jangkauan mereka.
Mereka kan juga ingin menguyel pipi gembul itu, sedangkan Steven hanya menatap mereka dengan tersenyum tipis. Dengan sang adik yang berada pada pangkuan ayahnya, Romeo.
"Huh, kasian sekali kalian tak punya adik. Lihat, aku saja punya adik yang begitu manis, wlek." Ucap Steven mengejek kedua saudara nya.
Aderald dan Adeline yang di ejek seperti itu mengangkat tangan mereka untuk melemparkan cookies yang ada di meja makan, sebelum sebuah suara menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]
Fanfiction⚠️⚠️⚠️ Disclaimer, cerita ini tidak diperuntukkan untuk usia di bawah umur || DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIASME!!! ⚠️⚠️⚠️ Yang tak pernah terpikirkan dalam benak gadis cantik itu kini menjadi hal mustahil yang ia alami. Clara Amberly Jensen, gadis...