Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!
Happy Reading
.
.
.Suara langkah kaki menggema di lorong rumah sakit yang tampak sepi.
Sepupu Jeanna, Arthur dan Zarro datang dengan raut khawatirnya, diikuti Silas, Kiara dan juga Romeo di belakangnya. Mereka mendapatkan kabar bahwa Jeanna dilarikan ke rumah sakit sore ini, membuat mereka yang sedang melakukan perjalanan bisnis langsung bertolak ke Munchen sore itu juga.
Kelima orang itu menghampiri keluarga mereka ketika kedatangan mereka disambut dengan isak tangis semua orang yang ada di sana.
Olivia dan Neta menangis dengan saling memeluk satu sama lain. Valerie yang menangis tengah di tenangkan oleh Bara, di sampingnya ada Lanny yang dipeluk oleh Melvin. Tidak jauh dari mereka, Luxio terduduk dilantai dengan dipeluk Diego, berusaha menenangkan putra bungsunya.
Sedari tadi para pria berusaha untuk tak menangis dan menguatkan para wanita yang syok dengan berita duka saat lalu.
"Ada apa? Apa yang terjadi dengan Jeanna?" Jantung Arthur berdetak dengan kencang karena masih belum memahami situasi yang terjadi.
Adiknya baik-baik saja kan?
Romeo memeluk istrinya erat, berusaha menenangkannya ketika Netta masih sesenggukan di pelukannya.
"Ada apa sayang, apa yang terjadi?" Tanya Romeo, namun tidak mendapatkan jawaban apapun. "Luxio, apa yang terjadi?"
Sebelum mendapatkan jawaban tersebut, pintu ruangan operasi terbuka. Luxio langsung berdiri saat Margareth keluar, menghapus air matanya yang masih mengalir.
"Bagaimana keadaan istriku?" Tanya Luxio dengan suara seraknya karena terus menangis mengkhawatirkan psikis istrinya.
"Jeanna masih ditangani oleh dokter Andrea dan tim medis lainnya." Jawab Margareth dengan suara lelahnya.
Saat masuk ruang operasi, Luxio terus menemani Jeanna. Pria itu enggan melepaskan genggaman tangannya pada istrinya. Namun kurang dari empat puluh menit pria itu di dalam sana, Luxio langsung diusir karena Jeanna mengalami pendarahan hebat saat kedua bayi mereka di keluarkan dan segera mendapatkan tindakan medis dari dokter Andrea dan profesor Nicholas sebagai dokter Fetomaternal.
Kedua bayi mereka masih ditangani oleh dokter Angela yang bertugas sebagai dokter anak dengan pengawasan Margareth.
Luxio belum sempat melihat kedua bayi mereka, saat mendapat pengusiran itu karena keadaan Jeanna yang semakin kritis. Itulah sebabnya mengapa semua orang menangis ketika kelima orang itu datang. Karena keadaan Jeanna yang semakin memburuk membuat duka mereka semakin bertambah.
"Aku ingin melihat anakku." Luxio menarik nafasnya dan menguatkan hatinya, pria itu tidak ingin melihat anaknya dengan keadaan menangis.
"Anak kalian masih dimandikan, apa kau sudah siap bertemu dengan mereka?" Tanya Margareth memastikan, melihat Luxio begitu berantakan.
"Aku siap." Jawab Luxio berusaha menormalkan detak jantungnya, pria itu gugup dan kalut saat ini.
Luxio menatap semua orang yang berada disana. Setelah mendapatkan anggukan dari Bara, Luxio melangkahkan kakinya mengikuti Margareth menuju ke ruangan tempat bayinya berada.
"Dia sangat cantik."
Luxio menggendong dan menatap wajah mungil putrinya dengan buntalan kain rumah sakit, saat perawat menyerahkan anaknya padanya.
Pria itu membelai lembut pipi chubby putrinya yang terasa dingin dikulit tangannya. Wajahnya sangat cantik, putri sulungnya sangat mirip dengannya seperti duplikat dirinya namun dengan versi perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]
Fanfiction⚠️⚠️⚠️ Disclaimer, cerita ini tidak diperuntukkan untuk usia di bawah umur || DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIASME!!! ⚠️⚠️⚠️ Yang tak pernah terpikirkan dalam benak gadis cantik itu kini menjadi hal mustahil yang ia alami. Clara Amberly Jensen, gadis...