Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!
Happy Reading
.
.
.Hari ini, selama enam bulan Luxio bersama putranya untuk pertama kalinya pria itu terpaksa meninggalkan anak dan istrinya karena ada masalah bisnis perusahaannya di Berlin yang tidak bisa Luxio tinggal.
Bahkan Felix, sahabatnya terus menerornya karena beberapa kliennya hanya ingin membahas pekerjaan bersama dengannya saja.
Dengan berat hati Luxio harus berangkat untuk menyelesaikan masalah pekerjaan yang sudah menunggunya.
"Sudah diperiksa semuanya, sayang?"
Luxio menghampiri istrinya yang sedang membereskan koper miliknya dan barang-barang yang akan dia bawa nanti siang.
"Jangan cemberut begitu." Jeanna terkekeh melihat wajah tertekuk suaminya.
Luxio memeluk Jeanna yang duduk di karpet setelah selesai membereskan koper suaminya. Menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang istri kemudian Luxio menggigit bahu mulus istrinya yang terbuka dengan gemas.
Pria itu kesal sekali saat Jeanna mengejeknya seperti ini.
"Mereka sangat menyebalkan, aku hanya tidak ingin jauh darimu dan anak kita sayang." Suara Luxio teredam di leher istrinya, tapi Jeanna masih bisa mendengar dan tertawa setelahnya.
"Jangan bicara begitu, kau akan kehilangan para investormu jika memberikan pelayanan yang buruk pada mereka. Kau seorang pemimpin perusahaan besar, sudah sepantasnya melakukan tugasmu. Dengan mereka memintamu untuk hadir secara langsung, itu menunjukkan jika mereka sangat menghormatimu dan mempercayaimu sebagai pimpinan yang begitu disegani oleh mereka."
"Tapi aku tidak bisa jauh darimu sayang, bagaimana jika nanti kau merindukanku?"
"Siapa bilang aku akan merindukanmu. Percaya diri sekali."
"Aaaaghh. Sakit Luxio." Jeanna terkejut dan spontan berteriak lalu menjambak rambut suaminya saat pria itu kembali menggigit bahu Jeanna hingga membekas karena jengkel diejek terus menerus.
Jeanna langsung melepaskan pelukan suaminya dan berjalan ke arah box bayi untuk melihat putranya. Untung saja anak mereka tidak terbangun karena teriakan Jeanna yang begitu keras.
Pandangannya tidak sengaja menatap jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas. Jeanna menghampiri suaminya yang memejamkan matanya di atas kasur.
"Kau harus bersiap sekarang, sudah jam sebelas siang. Felix pasti sudah menunggumu di bawah. Kau tidak ingin dia mengomelimu terus menerus, bukan!" Mendengar itu, Luxio mendengus dan Jeanna mengusap rambutnya menenangkan suaminya yang masih saja kesal. Luxio kemudian beranjak dari rebahannya dan mulai bersiap-siap. Luxio sangat malas jika harus mendengarkan Felix yang mengomel padanya.
Bukan tanpa alasan Jeanna mengatakan hal itu, karena pesawat mereka take off pukul setengah satu siang.
Setelah hampir tiga puluh menit bersiap, Luxio menatap anaknya yang baru saja bangun dari tidurnya dan meminta padanya untuk digendong.
Dengan senang hati pria itu menggendong buah hatinya. Luxio tidak pernah dibuat tidak gemas melihat tingkah laku putranya yang sangat lucu.
"Anak tampannya daddy, jangan rindu daddy ya. Daddy dengan berat hati harus meninggalkanmu karena pekerjaan daddy yang tidak bisa ditinggalkan."
Pria itu terus menciumi pipi chubby putranya hingga membuat Kenneth tertawa dan berjalan ke arah lift untuk turun ke bawah diikuti oleh Jeanna yang berjalan di sampingnya, ketika salah satu maid mengatakan jika Felix telah tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]
Fanfiction⚠️⚠️⚠️ Disclaimer, cerita ini tidak diperuntukkan untuk usia di bawah umur || DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIASME!!! ⚠️⚠️⚠️ Yang tak pernah terpikirkan dalam benak gadis cantik itu kini menjadi hal mustahil yang ia alami. Clara Amberly Jensen, gadis...