Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!
Happy Reading
.
.
.Hari ini Jeanna menikmati waktu santainya di dalam kamar sambil menonton film-film Netflix yang direkomendasikan oleh Anastasya, teman kerja kelompoknya di kampus.
Film itu berjudul We Have a Ghost dan 365 Days. Menurut Anastasya, kedua film itu sangat bagus untuk ditonton. Jeanna bahkan sempat membaca sinopsis kedua film tersebut dan membuatnya tertarik untuk segera menontonnya.
Film We Have a Ghost, film dengan genre horor komedi yang menceritakan tentang seorang remaja yang baru saja pindah ke rumah angker. Di rumah tersebut, remaja itu melihat penampakan yang telah lama menghuni rumah itu.
Namun, alih-alih merasa takut, remaja itu justru merekam penampakan hantu tersebut dan mengunggahnya ke media sosial hingga viral. Karena rasa penasaran yang tidak bisa ditahannya, remaja tersebut memutuskan untuk menyelidiki hantu itu dan berakhir terlibat menjadi target CIA.
Menurut Jeanna film We Have a Ghost, cukup bagus. Jeanna berencara meminta tolong kepada kedua asistennya Zeya dan Nara, untuk menemaninya menonton film tersebut. Meskipun filmnya hanya bergenre komedi, Jeanna tetap saja merasa takut.
Namun entah mengapa, setelah membaca sinopsis film 365 Days, membuat jantung Jeanna berdebar lebih kencang dari biasanya. Bukan karena rating filmnya mengandung adegan dewasa, melainkan karena inti cerita di baliknya. Padahal film tersebut hanya bercerita tentang kisah cinta seorang gadis biasa dengan seorang bos mafia, sebuah hubungan abusive yang seharusnya menjadi red flag dalam suatu hubungan dengan lawan jenis.
Film tersebut menceritakan seorang wanita yang diculik bos mafia saat berlibur di Sisilia. Tujuan bos mafia menculiknya adalah untuk membalaskan dendam atas kematian ayahnya 5 tahun silam. Awalnya wanita itu dijadikan sebagai tawanan dan seorang budak seks, lalu membuatnya jatuh cinta dalam kurang waktu 365 hari. Namun ironisnya, hal tersebut malah menjadi bumerang bagi sang bos mafia, karena wanita itu berhasil membuatnya jatuh cinta bertekuk lutut kepadanya.
Meskipun itu hanya sebuah film, namun respon tubuh yang dirasakan Jeanna bereaksi berlebihan. Tangannya gemetar dan keringat dingin mulai bercucuran di keningnya. Karena tidak ingin membuat orang lain khawatir, Jeanna segera bangkit dan membuka laci ketiga dekat nakas, mengambil beberapa obat yang telah diresepkan oleh dokter jika sewaktu-waktu rasa cemasnya mulai kambuh. Untung saja, di kamarnya selalu tersedia air minum di nakas.
Setelah meminum obat itu dengan cepat, duduk di tepi kasur Jeanna mengatur nafasnya dan mengerutkan dahinya saat merasakan kram yang menyakitkan di perut bagian bawahnya, akibat kecemasan tadi. Setelah merasa lebih baik, Jeanna bangkit dari duduknya dan menuju pintu kamar saat mendengar ketukan dari luar pintu kamarnya.
"Iya sebentar." Ucap Jeanna sambil membuka pintu, Jeanna melihat kedua asistennya yang tersenyum ke arahnya, membuatnya menaikkan sebelah alisnya bingung akan ekspresi yang ditunjukkan kepadanya.
"Nona, Nyonya Valerie meminta kami membantu anda bersiap-siap untuk acara nanti malam," kata mereka.
"Sekarang?" Tanya Jeanna.
"Iya non"
Bukannya apa, Jeanna menanyakan hal itu. Karena saat ini masih pukul dua siang, sementara acara yang akan didatanginya baru dimulai pukul tujuh malam.
"Baiklah, silahkan masuk." Kata Jeanna mempersilahkan mereka masuk ke kamarnya setelah memberikan izin. Pandangan mereka terfokus pada layar besar di hadapan keduanya yang menampilkan halaman utama netflix.
"Apakah anda akan menonton film, nona?"
"Ah iya, aku memang berencana untuk menonton film dengan mengajak kalian berdua. Tapi kalian sudah lebih dulu di sini." Kata Jeanna dengan tersenyum malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]
Fanfiction⚠️⚠️⚠️ Disclaimer, cerita ini tidak diperuntukkan untuk usia di bawah umur || DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIASME!!! ⚠️⚠️⚠️ Yang tak pernah terpikirkan dalam benak gadis cantik itu kini menjadi hal mustahil yang ia alami. Clara Amberly Jensen, gadis...