Vote dulu sebelum baca. Tandain typo!!!
Happy Readimg
.
.
.Luxio dan kedua orang tuanya berjalan dengan cepat ketika mereka melihat semua orang meninggalkan ruang operasi dengan paramedis yang mendorong hospital bed Istrinya dengan tergesa-gesa. Entah menuju kemana.
"Apa yang terjadi? Kemana mereka akan membawa istriku?" Luxio bertanya dengan cemas karena tidak mendapatkan jawaban apapun dari semua orang.
Mereka juga tidak tahu mereka akan membawa Jeanna kemana. Ketika pintu ruang operasi terbuka, Arthur yang hendak menanyakan kondisi adiknya kembali menelan kata-katanya saat para dokter keluar dengan mendorong hospital bed Jeanna dengan raut tegangnya.
Luxio dan yang lainnya membeku di tempatnya, Luxio merasa nyawanya tercabut ketika membaca tulisan yang terpampang jelas di depan matanya.
ICCU.
Pintu ruangan itu seketika tertutup menelan paramedis dan perawat ke dalam sana. Semua orang hanya bisa terdiam, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.
Luxio menatap pintu ruang ICCU dengan pandangan kosong, tanpa sadar air matanya mulai turun kembali membasahi pipinya.
Putranya saja masih mendapatkan penanganan dengan dokter Angela dan auntynya, sekarang istrinya juga harus memasuki ruangan terkutuk itu. Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
Mengapa jadi seperti ini?
Air matanya bahkan belum kering, tapi dengan kurang ajarnya kembali jatuh lagi. Luxio merasa bodoh karena masih belum mengetahui kondisi putra dan istrinya yang sedang berjuang untuk hidup mereka sekarang.
Tidak cukupkah hanya dengan kehilangan putrinya?
Jangan ambil istri dan putranya juga. Cukup satu saja, jangan yang lainnya.
Tubuh pria itu kembali merosot, Luxio menangis dengan tergugu pada cobaannya yang datang bertubi-tubi dengan sekaligus dalam hidupnya.
Seolah-olah tuhan menunjukkan kepadanya bahwa perbuatan jahat yang pria itu lakukan pada istrinya menjadi hukum tabur tuai yang teramat nyata.
Hatinya sakit, perasaannya hancur. Dunianya seakan runtuh karena harus menerima kenyataan ini.
Tidak bisakah tuhan mengampuninya? Tidak bisakah tuhan sedikit berbaik hati padanya? Dalam hatinya, Luxio berdoa untuk keselamatan anak dan istrinya yang sedang berjuang saat ini.
Air mata Olivia kembali turun melihat keputusasaan putra bungsunya tepat di depan matanya. Hati ibu mana yang tidak sakit dan terluka jika anaknya terpuruk seperti ini.
Wanita paruh baya itu menghampiri Luxio dan memeluknya erat. Berusaha menenangkan meski hatinya juga tidak baik-baik saja.
Tidak berselang lama, pintu ruangan ICCU terbuka, dokter Andrea keluar dengan wajah lelahnya.
Luxio langsung berdiri dan menghampiri Dokter Andrea dengan mata basahnya.
"Apa yang terjadi dengan istriku, bagaimana keadaannya?" Tanya Luxio khawatir.
"Kami berhasil menghentikan pendarahannya dan nona Jeanna telah melewati masa kritisnya. Tapi saya meminta maaf, pasien mengalami koma, ini benar-benar di luar prediksi kami. Nona Jeanna mengalami syok berat hingga membuatnya sulit bernafas dan sempat henti jantung saat pengangkatan plasenta anak kalian. Kami akan terus memantau perkembangannya tiap dua jam sekali." Dokter Andrea menjelaskan dengan detail mengenai apa yang terjadi pada pasiennya.
Setelah mengatakan hal itu, dokter Andrea pamit undur diri diikuti paramedis lainnya. Namun sebelum meninggalkan ruang ICCU, salah satu perawat menarik tirai dari dalam ruangan agar keluarga pasien dapat melihat kondisi Jeanna di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]
Fanfiction⚠️⚠️⚠️ Disclaimer, cerita ini tidak diperuntukkan untuk usia di bawah umur || DILARANG KERAS MELAKUKAN PLAGIASME!!! ⚠️⚠️⚠️ Yang tak pernah terpikirkan dalam benak gadis cantik itu kini menjadi hal mustahil yang ia alami. Clara Amberly Jensen, gadis...